Menurut Badan Pertahanan Sipil Meksiko, setidaknya 43 korban tewas berada di Acapulco dan lima lainnya di dekat Coyuca de Benitez. Sebelumnya, gubernur negara bagian Guerrero mengatakan korban meningkat dari 10 menjadi 36 orang. Pada hari Sabtu, korban jiwa mencapai 39 orang.
Seorang warga bernama Kathy Barrera, 30, mengungkapkan keluarga bibinya tertimbun tanah longsor ketika material lumpur dan bebatuan menimpa rumah mereka. Jasad bibinya ditemukan bersama ketiga anaknya yang berusia antara 2 hingga 12 tahun. Suaminya masih hilang. Ibu dan saudara laki-laki Barrera belum ditemukan.
"Air masuk bersama bebatuan, lumpur dan mengubur semuanya," tutur Barrera, dikutip dari VOA, Senin, 30 Oktober 2023.
Pada hari Minggu, kerabat Barrera menerima jasad bibinya dan kedua anak bungsunya dari pihak berwenang. Jenazah yang dibungkus tas putih itu dimasukkan ke dalam peti mati terbuka. Putri sulungnya lebih dulu dimakamkan sehari sebelumnya.
Dia merasa putus asa dan frustasi ketika turut menguburkan kerabatnya. Sementara itu, ia belum menemukan ibu dan saudara laki-lakinya.
“Banyak sekali orang di sini di (kamar jenazah) yang seluruh keluarga, keluarga beranggotakan enam orang, keluarga beranggotakan empat orang, atau bahkan delapan orang,” ungkap Barrera.
Dirinya juga meminta kepada pihak berwenang agar transparan terkait jumlah korban yang ditemukan.
Minggu pagi menjadi hari yang padat di kamar mayat. Banyak keluarga yang mencari kerabat masing-masing, serta mengidentifikasi jasad di sana. Ada juga yang memberikan pernyataan kepada pihak berwenang.
Kehancuran akibat Badai Otis
Suasana kota terlihat ramai dilewati konvoi mobil jenazah dan orang-orang yang sedang mencari kerabatnya. Jalan di Acapulco kini hanya dipenuhi puing-puing, dan pemandangan seperti banyak toko yang dijarah atau tentara yang menebang pohong-pohon tumbang ikut tampak di depan mata.Presiden Andrés Manuel López Obrador menuturkan bahwa bencana ini justru dimanfaatkan oleh lawan politiknya untuk memanipulasi jumlah korban. Di sisi lain, masih banyak keluarga yang berharap orang-orang yang dicintai tetap bisa ditemukan.
Diketahui, Badai Otis menerjang daratan pada Rabu pagi dengan kecepatan angin 266 kilometer per jam dan berpotensi menghancurkan sekelilingnya.
Kesaksian dari Kristian Vera pada hari Sabtu melihat banyak bangkai perahu yang tenggelam, termasuk tiga miliknya. Hanya terlihat dari bangkai perahunya pelampung yang mengambang di permukaan air.
Kini dia telah kehilangan mata penccahariannya. Meski demikian, ia tetap bersyukur karena Vera menyaksikan dampak dari badai tersebut yakni banyak tubuh manusia yang ditarik ke dalam air.
Banyak orang yang telah mengantisipasi dengan menaiki perahu karena awalnya hanya sebagai badai tropis. Namun dalam waktu 12 jam, badai itu berkembang menjadi kategori lima yang menghancurkan.
Berdasarkan pernyataan Vera, beberapa orang yang meninggal akibat badai itu ialah nelayan yang merawat perahunya atau kapten kapal pesiar yang diberitahu oleh pemiliknya untuk memastikan kondisi perahu mereka baik-baik saja.
"Malam itu saya sangat khawatir karena saya hidup dari ini, begitulah cara saya memberi makan anak-anak saya," terang Vera.
"Tetapi ketika saya mulai merasakan betapa kencangnya angin, saya berkata, Besok saya tidak akan punya perahu, tapi Acapulco akan melihat hari lain," lanjut dia.
Tentara dan sukarelawan berbondong-bondong membersihkan jalanan di sepanjang jalur wisata utama Acapulco dari puing-puing.
Perusahaan listrik nasional melanjutkan pemulihan listrik ke 58 persen rumah dan tempat usaha di Capulco dan 21 kapal tanker air menyalurkan bantuan air ke lingkungan terpencil.
Berbeda dengan pusat kota, di pinggiran kota masih terdapat reruntuhan bangunan. (Abdurrahman Addakhil)
Baca juga: Kehancuran Besar! 39 Orang Tewas Diterjang Badai Otis di Acapulco Meksiko
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News