Biden menambahkan bahwa dia akan segera menyampaikan pidato penting mengenai perlunya mendukung perjuangan Ukraina melawan invasi Rusia setelah kekacauan di Washington membuat sekutu AS khawatir.
“Ini sungguh mengkhawatirkan saya,” kata Biden kepada wartawan ketika ditanya apakah tersingkirnya Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy oleh kelompok garis keras di partainya sendiri dapat menggagalkan lebih banyak dana untuk upaya perang Ukraina.
“Tetapi saya tahu ada mayoritas anggota DPR dan Senat dari kedua partai yang mengatakan bahwa mereka mendukung pendanaan Ukraina,” ujar Biden, seperti dikutip AFP.
Kesepakatan terakhir di Kongres untuk menghindari penutupan pemerintah AS pada akhir pekan tidak menghasilkan dana segar untuk Ukraina, dan harapan untuk solusi cepat semakin rumit dengan keluarnya McCarthy pada Selasa 4 Oktober.
Pesaing yang akan menggantikannya mempunyai beragam pandangan, namun di antaranya adalah Jim Jordan dari Partai Republik sayap kanan, yang selama ini skeptis terhadap pendanaan Ukraina.
Waktunya sangat penting, karena Gedung Putih memperingatkan bahwa bantuan bisa habis dalam beberapa bulan ketika Ukraina mencoba melancarkan serangan lambatnya terhadap Rusia sebelum musim dingin tiba.
Biden mengindikasikan ada "cara lain yang bisa digunakan untuk mendapatkan pendanaan tanpa persetujuan Kongres”, namun ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
“Presiden akan mendapat pengarahan mengenai Ukraina dari tim keamanan nasionalnya pada Kamis, yang pertama akan menampilkan perwira tinggi militer AS yang baru, Jenderal Charles "CQ" Brown,” Gedung Putih menambahkan.
Jaga komitmen
Komentar presiden mencerminkan perubahan nada, karena Biden mengatakan, kepada sekutunya melalui telepon pada Selasa bahwa dia yakin akan mendapatkan dukungan baru.Presiden AS mengatakan, dia sekarang akan menyampaikan pentingnya membantu Ukraina saat negara itu memerangi invasi besar-besaran yang dilancarkan Rusia pada Februari 2022.
“Saya akan segera mengumumkan pidato penting yang akan saya sampaikan mengenai masalah ini, dan mengapa sangat penting bagi Amerika Serikat dan sekutu kita untuk menepati komitmen kita,” ucap Biden.
Biden menolak mengatakan kapan dia akan menyampaikan pidatonya.
Rusia mengatakan bahwa pertanyaan mengenai masa depan bantuan AS mencerminkan meningkatnya kelelahan di negara-negara Barat atas dukungannya terhadap Ukraina.
Namun Gedung Putih bersikeras bahwa tidak ada keretakan dalam aliansi tersebut ketika Biden berbicara dengan para pemimpin sekutu utama Eropa dan pihak lainnya pada hari Selasa.
"Tak satu pun dari mereka mengungkapkan kekhawatiran mereka," kata Sekretaris Pers Karine Jean-Pierre kepada wartawan.
“Mereka juga punya masalah politik dalam negeri yang harus mereka tangani,” imbuh Jean-Pierre.
Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang termasuk di antara mereka yang berbicara dengan Biden, mengatakan pada hari Rabu bahwa dia “yakin” akan berlanjutnya dukungan AS untuk Ukraina.
Amerika Serikat sejauh ini merupakan pendukung terbesar Kyiv, sejauh ini memberikan lebih dari USD43 miliar bantuan militer ke Kyiv. Sementara Kongres telah menyetujui total bantuan sebesar USD113 miliar termasuk bantuan kemanusiaan.
“Tanpa persetujuan bantuan baru, dana tersebut bisa habis dalam beberapa bulan,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby.
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu, militer AS mengatakan mereka telah memberi angkatan bersenjata Ukraina lebih dari 1 juta butir amunisi Iran yang disita.
Namun Jean-Pierre dari Gedung Putih mengatakan, dia "tidak akan menghubungkan" hal ini dengan kekhawatiran atas masa depan bantuan AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News