Turki, salah satu anggota NATO, mendukung integritas wilayah Ukraina. Namun Ankara juga tetap menjaga hubungan baik dengan Rusia dan secara berkala berbicara dengan kedua pihak yang berkonflik. Turki memberikan dukungan militer dan politik kepada Kyiv, namun juga menentang sanksi terhadap Moskow.
Berbicara dalam jamuan buka puasa dengan duta besar asing di Ankara, Erdogan mengatakan bahwa Turki akan terus berupaya menghidupkan kembali kesepakatan gandum Laut Hitam antara Rusia dan Ukraina yang dimediasi negaranya beserta PBB.
"Sambil memberikan dukungan kami terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina, kami telah mengatakan bahwa rencana perdamaian tanpa Rusia tidak akan membuahkan hasil apa pun," tegas Erdogan, merujuk pada rencana KTT Perdamaian di Swiss akhir tahun ini. Rusia tidak akan hadir dalam pertemuan tersebut.
"Kami berupaya membangun kembali keselamatan navigasi di Laut Hitam dan memastikan perdagangan biji-bijian dapat dilakukan dengan aman. Kami yakin langkah-langkah yang akan memperburuk konflik di kawasan, yang juga akan menyebar ke NATO, harus dihindari," tambahnya, mengutip dari laman The New Arab, Rabu, 13 Maret 2024.
Bulan lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa sekutu Barat tidak boleh mengesampingkan pengerahan pasukan ke Ukraina. Namun, sebagian besar sekutu dan pemimpin NATO menjauhkan diri dari gagasan tersebut.
KTT Perdamaian Ukraina-Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengunjungi Istanbul pekan lalu, dan Erdogan menawarkan untuk menjadi tuan rumah KTT Perdamaian Ukraina-Rusia. Ia mengatakan pada hari Selasa bahwa Putin akan mengunjungi Turki setelah pemilu di bulan Maret, tanpa mengelaborasi lebih lanjut.Kremlin sebelumnya mengatakan kunjungan Putin ke Turki akan dilakukan setelah pemilu Rusia pada 15-17 Maret. Masyarakat Turki juga akan pergi ke tempat pemungutan suara pada 31 Maret untuk pemilihan kepala daerah secara nasional.
Turki menjadi tuan rumah perundingan perdamaian antara Rusia dan Ukraina di tahun 2022. Tetapi sejak saat itu mereka mengeluh bahwa tidak ada langkah diplomatik yang diambil untuk memajukan perundingan tersebut.
Ankara telah berulang kali menawarkan untuk menjadi tuan rumah perundingan lebih lanjut, dan menekankan pentingnya pertemuan puncak para pemimpin.
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan bahwa Rusia dan Ukraina harus mulai mempertimbangkan perundingan gencatan senjata, namun dengan catatan bahwa hal tersebut bukan berarti mengakui status pendudukan Rusia.
Baca juga: Erdogan: Tak Diragukan Lagi Ukraina Layak Jadi Anggota NATO
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News