Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengestimasi bahwa jumlah korban jiwa akibat gempa di Turki dan Suriah dapat melonjak hingga delapan kali lipat, mencapai sekitar 20.000. Estimasi disampaikan saat angka kematian di kedua negara masih berkisar 2.300-an.
Atmosfer kematian terasa di kota Kahramanmaras di Turki bagian timur, episentrum gempa perdana berkekuatan magnitudo 7,8 yang mengguncang jutaan warga pada Senin dini hari lalu.
Melansir dari laman India Times, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa setidaknya 870.000 orang sekarang sangat membutuhkan makanan hangat di seluruh Turki dan Suriah. Di Suriah saja, hingga 5,3 juta orang mungkin telah kehilangan tempat tinggal.
"Itu adalah jumlah yang sangat besar, dan terjadi di tengah masyarakat yang telantar secara massal," kata Sivanka Dhanapala, perwakilan Suriah dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi.
Sementara itu, penyelamatan 'ajaib' masih berlanjut lebih dari 100 jam setelah gempa pertama mengoyak jalan dan meratakan ratusan bangunan di Turki dan Suriah.
Seorang wanita hamil bernama Zahide Kaya ditarik keluar dari reruntuhan hidup-hidup setelah terjebak selama 115 jam di distrik Nurdagi, provinsi Gaziantep, menurut kantor berita Turki Anadolu.
Putrinya yang berusia enam tahun bernama Kubra, juga diselamatkan dari reruntuhan satu jam sebelumnya.
Sang ibu terluka dan dibawa ke rumah sakit, tetapi belum ada kabar mengenai anaknya yang belum lahir.
Baca juga: WHO: 23 Juta Orang Bisa Terdampak Gempa Turki-Suriah
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News