Buku itu ditulis Cohen saat menjalani vonis penjara atas kasus pelanggaran finansial semasa kampanye Trump untuk pilpres 2016.
Dalam bukunya, Cohen mengklaim Trump pernah melontarkan pernyataan rasis terhadap tokoh kulit hitam Nelson Mandela dan kelompok Hispanik. Gedung Putin membantah semua pernyataan Cohen.
"Cohen adalah narapidana dan pengacara yang sudah dipecat. Ia juga telah berbohong kepada Kongres," ujar juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany.
"Dia telah kehilangan semua kredibilitas, dan bukan hal mengejutkan jika ia ingin meraup keuntungan dari semua kebohongannya," sambung dia, dikutip dari laman BBC, Selasa 8 September 2020.
Masih dalam tulisan di bukunya, Cohen menuduh Trump juga bersalah atas "kejahatan" yang membuat dirinya dijebloskan ke penjara. Ia menyebut mantan bosnya itu sebagai "pembohong, penipu, perundung, rasis, dan predator."
Tidak hanya itu, Cohen juga menyebut Trump sebagai pria dengan mentalitas seperti "bos mafia."
Sejumlah media lokal AS telah merilis beberapa kutipan Cohen dari buku terbarunya, yang akan dirilis pada Selasa ini.
"Trump memandang rendah semua individu kulit hitam, mulai dari yang bekerja di bidang musik, budaya, hingga politik," tulis Cohen. Ia mengklaim Trump pernah menyebut Nelson Mandela sebagai pria kulit hitam yang "bukan merupakan sosok pemimpin."
"Coba sebutkan satu saja negara dengan pemimpin kulit hitam yang bukan merupakan negara kacau. Semua negara itu sangat kacau," sebut Trump, menurut klaim Cohen.
Klaim Cohen senada dengan beberapa tuduhan pada 2018, yang menyebutkan bahwa Trump pernah melabeli negara-negara Afrika sebagai negara "kacau."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News