Kandidat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden, tidak mendukung seruan tersebut.
"Biden tidak meyakini bahwa anggaran kepolisian harus dipangkas. Namun ia mendengar dan berbagi rasa duka serta frustrasi dari mereka yang menginginkan perubahan," ucap juru bicaranya, Andrew Bates.
"Selain itu, Biden juga terdorong untuk memastikan keadilan ditegakkan, dan mengajak kita semua untuk menghentikan rasa sakit ini," sambungnya, dilansir dari laman Sputnik, Selasa 9 Juni 2020.
Bates mengatakan, Biden mendukung "keperluan mendesak untuk melakukan reformasi," termasuk "mendanai program pendanaan yang dapat meningkatkan hubungan antara aparat penegak hukum dan masyarakat."
Pendanaan semacam itu dinilai Biden harus mampu memicu reformasi di internal kepolisian agar para aparat dapat lebih dekat kepada warga yang mereka lindungi.
Di tengah gelombang protes Floyd di seantero AS, beberapa kota -- termasuk New York, Los Angeles, dan Minneapolis -- mempertimbangkan memangkas anggaran atau bahkan membubarkan kepolisian.
Wali Kota New York City Bill de Blasio mengaku akan mengalihkan pendanaan dari Kepolisian New York (NYPD) ke program layanan sosial dan urusan pemuda.
Sementara Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti sepakat mengalihkan USD250 juta (Rp3,4 triliun) dari kepolisian dan program lainnya ke beberapa inisiatif urusan pemuda dan kesehatan.
Presiden AS Donald Trump juga telah menentang wacana pemangkasan anggaran atau pembubaran kepolisian. Ia menuding Biden sebagai salah satu politisi Demokrat yang mendukung ide pemangkasan anggaran kepolisian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News