Pernyataan ini muncul setelah pemimpin oposisi Israel, Benny Gantz, mengungkapkan bahwa militer Israel kemungkinan akan tetap beroperasi di Gaza selama bertahun-tahun ke depan.
"Kami pada akhirnya ingin melihat Israel sepenuhnya mundur dari Gaza." kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller dikutip dari Anadolu, Jumat, 18 Oktober 2024.
Miller mengatakan AS berkomitmen untuk mendukung penyelesaian jangka panjang yang mengarah pada penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza, dengan harapan mengakhiri konflik dan menciptakan kondisi yang lebih stabil di kawasan tersebut.
Pernyataan ini diungkapkan setelah militer Israel mengumumkan kematian pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, yang dianggap Gantz sebagai "pencapaian penting."
"Akan terus beroperasi di Jalur Gaza selama bertahun-tahun" kata Gantz di platform X.
Namun, Gantz menekankan bahwa kematian Sinwar bukanlah akhir dari konflik, dan militer Israel perlu memanfaatkan situasi ini untuk mengembalikan para sandera serta menggantikan pemerintahan Hamas.
Ketika ditanya apakah AS masih menentang pendudukan kembali Gaza, yang sebelumnya diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken
"Tentu saja." kata Miller.
Ia menggarisbawahi bahwa meskipun Israel memiliki hak untuk melindungi warganya dari ancaman teroris, AS menginginkan akhir dari perang ini, penghapusan ancaman teroris dari Gaza, dan terciptanya jalur politik untuk mendirikan negara Palestina yang damai dengan Israel.
"Kamu tidak ingin dan tidak perlu melihat IDF (militer) beroperasi di lingkungan seperti itu," tambah Miller,
Miller menekankan pentingnya mencapai solusi damai untuk situasi yang sedang berlangsung di Gaza. (Angel Rinella)
Baca juga: Reaksi Negara Barat Atas Kematian Yahya Sinwar
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News