Presiden Prancis Emmanuel Macron. (AFP)
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (AFP)

Di Tengah Kemarahan Iran, Macron Peringati Kematian Kartunis Charlie Hebdo

Marcheilla Ariesta • 08 Januari 2023 13:35
Paris: Politisi Prancis memberikan penghormatan kepada staf Charlie Hebdo dan korban lain dari serangan pada Januari 2015. Peringatan dilakukan beberapa hari setelah edisi terbaru mingguan satir itu memicu kemarahan di Iran.
 
Presiden Prancis Emmanuel Macron menuliskan nama 17 korban serentetan serangan delapan tahun lalu di dan sekitar Paris di akun Twitter-nya. Mereka yang tewas, termasuk 12 orang pekerja redaksi di kantor Charlie Hebdo.
 
"Kami tidak akan pernah melupakan Anda," kata Macron, dengan kartun dari kartunis Prancis terkenal Plantu di bawah.

Perdana Menteri Elisabeth Borne juga menandai peringatan serangan tersebut, yang juga melibatkan pengepungan mematikan di supermarket.
 
"Dalam menghadapi terorisme Islam, Republik tetap berdiri," cuitnya, dilansir dari Malay Mail, Minggu, 8 Januaro 2023.
 
"Untuk keluarga mereka, untuk nilai-nilai kita, untuk kebebasan kita: kita tidak lupa," sambung dia.
 
Sementara itu, Menteri Kebudayaan Rima Abdul Malak mengatakan, "Satire, tidak sopan, tradisi kartun pers republik adalah intrinsik demokrasi kita. Kami terus membela mereka."
 
Penghormatan datang beberapa hari setelah Teheran bereaksi keras terhadap kartun yang mengejek kepemimpinan Iran dalam edisi terbaru Charlie Hebdo. Edisi terbaru terbit pada Rabu lalu.
 
Majalah itu mengundang kartunis untuk menggambarkan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam konteks demonstrasi yang sedang berlangsung melawan rezim teokratisnya, khususnya oleh perempuan.
 
Sampul depan grafis berusaha menyoroti perjuangan untuk hak-hak perempuan, sementara yang lain eksplisit secara seksual dan menghina Khamenei dan sesama ulama. Banyak kartun menunjukkan penggunaan hukuman mati oleh pihak berwenang sebagai taktik untuk memadamkan protes.

Iran Mengamuk

Sebagai tanggapan, Iran memanggil duta besar Prancis dan meminta pemerintah mereka untuk meminta pertanggungjawaban 'pencipta kebencian semacam itu'.
 
Pada Kamis kemarin, Iran dilaporkan menutup French Institute for Research (IFRI) yang berbasis di Teheran.
 
"Prancis tidak berhak menghina kesucian negara dan bangsa Muslim lainnya dengan dalih kebebasan berekspresi," kata juru bicara kementerian luar negeri Nasser Kanani.
 
Di Paris kemarin, Menteri Dalam Negeri Gerard Darmanin dan Wali Kota Anne Hidalgo termasuk di antara politisi yang menghadiri upacara di bekas kantor Charlie Hebdo, di arondisemen ke-11 kota itu.
 
Di sanalah dua pria bersenjata membunuh staf di majalah tersebut, termasuk beberapa kartunis terkenalnya.
 
Beberapa meter lebih jauh di jalan yang sama, petugad polisi Ahmed Merabet ditembak mati oleh para pembunuh saat dia mencoba menghentikan pelarian mereka.
 
Orang-orang bersenjata, yang mengaku mewakili al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) mengatakan, mereka membalas dendam atas kartun satir sebelumnya di majalah yang menggambarkan Nabi Muhammad. Mereka tewas setelah dua hari dalam pelarian.
 
Sehari setelah serangan Charlie Hebdo , pria bersenjata Islam lainnya membunuh seorang petugas polisi di Montrouge, tepat di luar Paris. Tak hanya itu, sehari kemudian dia membunuh empat sandera di supermarket Yahudi di Paris timur.
 
Pelaku kemudian ditembak mati saat polisi menyerbu tempat itu dan membebaskan sandera yang tersisa.
 
Baca: Charlie Hebdo Bikin Animasi Hina Ayatollah Ali Khamenei, Iran Unjuk Kemarahan
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan