Ayatollah Ali Khameni. Foto: AFP
Ayatollah Ali Khameni. Foto: AFP

Charlie Hebdo Bikin Animasi Hina Ayatollah Ali Khamenei, Iran Unjuk Kemarahan

Fajar Nugraha • 06 Januari 2023 06:02
Teheran: Iran mengatakan telah menutup sebuah institut Prancis yang berbasis di Teheran. Penutupan ini dilakukan atas kartun ‘asusila’ dari pemimpin tertinggi Iran di majalah satir Prancis.
 
Edisi terbaru Charlie Hebdo menampilkan karikatur yang mengejek Ayatollah Ali Khamenei dan sesama ulama Muslim Syiah yang dikirim oleh pembaca untuk mendukung protes anti-pemerintah di Iran. Beberapa di antaranya eksplisit secara seksual.
 
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, menutup French Institute of Research di Iran adalah 'langkah pertama' sebagai tanggapan.

"Tindakan penghinaan dan ofensif penerbitan kartun terhadap otoritas agama dan politik negaranya tidak akan berjalan tanpa tanggapan yang efektif dan tegas," ujar Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, seperti dikutip AFP, Jumat 6 Januari 2023.
 
Juru bicara kementerian luar negeri Nasser Kanani sementara itu memanggil duta besar Prancis di Teheran untuk mengatakan kepadanya bahwa pihaknya "tidak memiliki hak untuk membenarkan sikap tidak hormat terhadap kesucian negara lain dan negara Islam dengan dalih kebebasan berbicara".
 
Iran mengancam tindakan lebih lanjut jika Prancis tidak "meminta pertanggungjawaban para pelaku dan sponsor dari kasus penyebaran kebencian seperti itu".
 
Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna telah mengatakan, kepada LCI TV sebelum pengumuman bahwa "kebebasan pers ada (di Prancis), bertentangan dengan apa yang terjadi di Iran dan penistaan bukanlah pelanggaran di bawah hukum Prancis”.
 
Charlie Hebdo menerbitkan karikatur Ayatullah Khamenei dalam edisi khusus yang menandai peringatan delapan tahun serangan di kantornya di Paris oleh militan ISIS. Mereka mengklaim sebagai pembalasan atas keputusan majalah tersebut untuk menerbitkan kartun Nabi Muhammad. 12 orang tewas, termasuk lima kartunis majalah tersebut.
 
Majalah tersebut mengatakan, telah menerima lebih dari 300 kartun dari pembaca dan "ribuan ancaman" setelah meluncurkan sebuah kompetisi untuk "mendukung perjuangan rakyat Iran yang berjuang demi kebebasan mereka, dengan mengejek pemimpin agama ini dari masa lampau".
 
Salah satu dari lebih dari 30 kartun yang diposting di situs web Charlie Hebdo menggambarkan Ayatollah Khamenei berpegangan pada singgasana raksasa di atas kepalan tangan pengunjuk rasa. Yang lain menggambarkan seorang wanita mengencingi pemimpin tertinggi. Sampul depan adalah kartun barisan ulama yang berjalan ke vagina wanita telanjang.
 
Protes yang dipimpin wanita terhadap lembaga ulama Iran meletus pada bulan September setelah kematian seorang wanita dalam tahanan yang ditahan oleh polisi moralitas karena diduga mengenakan jilbabnya, atau kerudung, "secara tidak benar’
 
Pihak berwenang menggambarkan protes itu sebagai "kerusuhan" yang didukung asing dan ditanggapi dengan kekuatan mematikan.
 
Sejauh ini, setidaknya 516 pengunjuk rasa telah tewas dan 19.260 lainnya ditangkap, menurut Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia (HRANA). Dua dari mereka yang ditahan dieksekusi bulan lalu setelah persidangan yang menurut kelompok hak asasi manusia adalah kegagalan besar dalam proses peradilan.
 
Dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan berakhirnya kegiatan French Institute of Research di Iran, kementerian luar negeri mengatakan pihaknya juga meninjau hubungan budaya dengan Prancis dan kegiatan budaya Prancis di Iran.
 
Lembaga ini didirikan pada 1983 dan berafiliasi dengan kementerian luar negeri Perancis. Itu telah ditutup selama bertahun-tahun sebelum dibuka kembali selama kepresidenan Hassan Rouhani, seorang moderat yang menjabat antara 2013 dan 2021.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan