Presiden Rusia Vladimir Putin peringatkan tentang provokasi Barat. Foto: AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin peringatkan tentang provokasi Barat. Foto: AFP

Putin Peringatkan Negara Asing Tak Lewati 'Garis Merah' Rusia

Marcheilla Ariesta • 22 April 2021 06:21
Moskow: Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa Moskow siap untuk menanggapi dengan keras atas provokasi asing. Putin menuturkan pemerintahnya berusaha memiliki hubungan baik dengan negara lain dan berharap tidak ada negara asing yang akan melewati 'garis merah' Kremlin.
 
"Kami ingin hubungan baik dan benar-benar tidak ingin merusak jembatan. Tapi jika seseorang salah mengira niat baik kita sebagai ketidakpedulian atau kelemahan dan membakar jembatan ini, mereka harus tahu bahwa tanggapan Rusia akan asimetris, cepat dan kasar," tuturnya saat berbicara kepada pejabat tinggi dan legislator, dikutip dari Al Jazeera, Rabu, 21 April 2021.
 
Komentarnya muncul ketika hubungan Rusia-Barat jatuh ke posisi terendah sejak Perang Dingin. Negara-negara Barat mengkritik Kremlin atas penahanan oposisi Rusia, Alexey Navalny dan kebuntuan yang terus berlanjut terhadap konflik dengan Ukraina.

Moskow mendapat kecaman keras dari beberapa negara Barat, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa sejak awal tahun atas penanganannya terhadap kasus Navalny. Sementara itu, dalam beberapa pekan terakhir, hubungan memburuk karena kekhawatiran Kiev atas peran Moskow dalam peningkatan 'permusuhan' di wilayah konflik Donbas.
 
Kedua negara saling menyalahkan atas meningkatnya bentrokan di daerah tersebut. Wilayah itu menjadi tempat pasukan Ukraina memerangi separatis yang didukung Rusia.
 
Ukraina, sekutu Baratnya dan NATO menuding Rusia merekayasa pembangunan 'provokatif' puluhan ribu pasukan di sepanjang perbatasan bersama di wilayah itu dan Krimea pada Maret 2014. Meski demikian, Negeri Beruang Merah telah membantah memainkan peran apapun dalam konflik di Donbas.
 
Ukraina Kerahkan Pasukan Cadangan
 
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani undang-undang yang memungkinkan mengerahkan pasukan cadangan bergabung dengan personel militer aktif.
 
UU itu disetujui parlemen Ukraina pada akhir Maret lalu. Hukum tersebut memungkinkan pemerintah secara signifikan meningkatkan pasukan angkatan bersenjata di tengah ketegangan dengan Rusia di perbatasan dalam beberapa waktu terakhir.
 
"Ini akan memungkinkan segera melengkapi unit militer dari semua pasukan pertahanan dengan pasukan cadangan, dengan demikian secara signifikan meningkatkan efektivitas tempur mereka selama agresi militer," kata kantor kepresidenan Ukraina.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan