Hal itu dipastikan oleh empat pejabat intelijen AS yang mengetahui mengenai laporan tersebut. CIA sebagai kontributor utama laporan, menilai bahwa putra mahkota menyetujui dan kemungkinan memerintahkan pembunuhan Khashoggi, yang kolomnya di the Washington Post telah mengkritik kebijakan putra mahkota.
Presiden Joe Biden, seorang Demokrat yang menggantikan Donald Trump mengatakan kepada wartawan pada Rabu bahwa dia telah membaca laporan itu. Biden pun berharap untuk berbicara segera melalui telepon dengan Raja Arab Saudi, Salman.
Rilis laporan itu adalah bagian dari kebijakan Biden untuk menyelaraskan kembali hubungan dengan Riyadh setelah bertahun-tahun memberikan izin kepada sekutu Arab dan produsen minyak utama itu atas catatan hak asasi manusia dan intervensinya dalam perang saudara Yaman.
Biden bekerja untuk memulihkan hubungan dengan Riyadh ke jalur tradisional setelah empat tahun hubungan yang lebih nyaman di bawah Trump.
Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, Biden hanya akan berkomunikasi dengan Raja Arab Saudi. Psaki juga menambahkan bahwa laporan Khashoggi yang tidak diklasifikasikan sedang disiapkan untuk segera dirilis.
Sementara Biden membatasi kontaknya dengan raja, pejabat lain di pemerintahan Biden berbicara dengan pejabat Arab Saudi di berbagai tingkatan.
"Kami telah berhubungan dengan para pejabat Arab Saudi di berbagai tingkat pada minggu-minggu awal pemerintahan ini," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Ned Price, seperti dikutip CNN, Kamis 25 Februari 2021.
Khashoggi yang berusia 59 tahun, adalah seorang jurnalis Arab Saudi dan kolumnis Washington Post. Dia dibujuk ke Gedung Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018. Dirinya kemudian dibunuh oleh tim operasi yang terkait dengan putra mahkota. Mereka kemudian memotong-motong tubuhnya. Jenazahnya tidak pernah ditemukan hingga saat ini.
Riyadh akhirnya mengakui bahwa Khashoggi tewas dalam operasi ekstradisi 'nakal' yang tidak beres, tetapi pihaknya membantah keterlibatan putra mahkota. Lima pria yang dijatuhi hukuman mati atas pembunuhan tersebut diringankan menjadi 20 tahun penjara setelah diampuni oleh keluarga Khashoggi.
Pada 2019, penyelidik hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Agnes Callamard menuduh Arab Saudi melakukan "eksekusi yang disengaja dan direncanakan" terhadap Khashoggi dan menyerukan penyelidikan lebih lanjut.
"Ada cukup bukti kredibel mengenai tanggung jawab putra mahkota yang menuntut penyelidikan lebih lanjut," ucap Callamard setelah penyelidikan enam bulan.
Versi rahasia dari laporan tersebut dibagikan dengan anggota Kongres pada akhir 2018. Tetapi pemerintahan Trump menolak tuntutan oleh anggota parlemen dan kelompok hak asasi manusia untuk merilis versi yang tidak diklasifikasikan. Trump saat itu berusaha untuk menjaga kerja sama di tengah meningkatnya ketegangan dengan saingan regional antara Arab Saudi dan Iran, serta mempromosikan penjualan senjata AS ke Negeri Petrodolar.
Direktur baru Badan Intelijen Nasional, Avril Haines, berkomitmen pada sidang konfirmasi untuk mematuhi ketentuan dalam RUU pertahanan 2019 yang mewajibkan Kantor Direktur Intelijen Nasional untuk merilis dalam waktu 30 hari laporan yang tidak diklasifikasikan tentang pembunuhan Khashoggi.
Biden berjanji selama kampanye presiden 2020 untuk menilai kembali hubungan AS-Saudi sebagian atas pembunuhan Khashoggi. Sejak menjabat, dia telah mengakhiri penjualan senjata ofensif yang dapat digunakan Riyadh di Yaman dan menunjuk utusan khusus untuk meningkatkan upaya diplomatik untuk mengakhiri perang saudara yang melelahkan di negara itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News