Banyak warga Peru memandang dimakzulkannya Vizcarra sebagai bentuk dari sebuah kudeta.
Para pengunjuk rasa mendesak mundur Merino, mantan ketua Kongres yang sudah dilantik sebagai presiden interim pada Selasa kemarin. Unjuk rasa masif di Peru tidak hanya berlangsung di ibu kota Lima, namun juga di beberapa kota besar lainnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Jorge Amoros, manajer rumah sakit Guillermo Almenara di Lima, mengonfirmasi bahwa salah satu korban tewas telah terkena tembakan peluru polisi dari jarak dekat.
"Korban mengalami beberapa luka di bagian thorax, wajah, dan leher," ucap Amoros, dilansir dari laman The Guardian pada Minggu, 15 November 2020. Satu korban lainnya juga dilaporkan meninggal akibat terkena tembakan senjata api.
Jajaran Kepolisian Peru telah menahan setidaknya 30 pedemo pada Sabtu kemarin. Penangkapan dilakukan di tengah laporan adanya tindakan represif aparat terhadap aksi protes di Peru yang berlangsung relatif damai.
Kementerian Kesehatan Peru mengonfirmasi ada lebih dari 30 orang yang terluka dalam bentrokan dengan polisi.
Rangkaian foto dari aksi protes masif di Peru pada Sabtu kemarin memperlihatkan beberapa tank baja, polisi antihuru-hara, dan juga gas air mata yang ditembakkan ke arah demonstran. Beberapa helikopter juga terlihat terbang di wilayah Lima.
"Ada penggunaan kekuatan secara berlebihan di Lima. Saya meminta presiden republik ini untuk memperlihatkan wajahnya dan memberikan penjelasan kepada negra," sebut Walter Gutierrez dari ombudsman Peru.
Sebelumnya, Perdana Menteri Peru Antero Flores-Araoz mengatakan kepada awak media bahwa pemakzulan Vizcarra atas tuduhan korupsi oleh Kongres merupakan tindakan legal. Ia menegaskan bahwa Marino tidak akan mundur hanya demi memenuhi keinginan pengunjuk rasa.
"Ini semua merupakan perubahan yang konstitusional," kata Flores-Araoz.
"Kami meminta warga untuk mengerti. Kami tidak ingin kembali terjerumus dalam kekacauan dan anarki," sambungnya.