“Pertempuran di kota garis depan timur Bakhmut semakin brutal dengan Rusia kehilangan ratusan tentara setiap hari,” ujar Presiden Volodymyr Zelensky, seperti dikutip AFP, Kamis 2 Maret 2023.
Saat pertempuran berkecamuk, Moskow mengatakan, pihaknya menembak jatuh drone Ukraina yang menargetkan situs sipil di wilayah Rusia sementara satu lagi jatuh di dekat ibu kota.
Rekaman udara yang dirilis Selasa 28 Februari menunjukkan hampir semua bangunan di Bakhmut hancur dan asap mengepul di atas kota yang dulu terkenal dengan produksi anggur bersoda dan tambang garamnya.
"Yang paling sulit, seperti sebelumnya, adalah Bakhmut. Rusia sama sekali tidak menghitung orang, mengirim mereka untuk terus-menerus menyerang posisi kami," kata Zelensky.
“Rusia telah kehilangan sekitar 800 tentara sejak Kamis dalam satu arah saja. Intensitas pertempuran semakin meningkat,” imbuhnya.
Bakhmut mungkin memiliki kepentingan politik lebih dari nilai militer, dengan Moskow menginginkan kemenangan apapun setelah berbulan-bulan keuntungan lambat di timur dan kemunduran di tempat lain. Tapi Zelensky telah bersumpah untuk mempertahankannya selama mungkin.
"Situasi di sekitar Bakhmut sangat tegang," kata komandan pasukan darat Ukraina Oleksandr Syrskyi Selasa pagi.
“Meskipun mengalami kerugian yang signifikan, musuh telah mengirimkan unit Wagner yang paling terlatih untuk mencoba menerobos pertahanan pasukan kami dan mengepung kota," tambah Syrskyi, mengacu pada kelompok tentara bayaran Rusia.
Bakhmut, yang pernah berpenduduk sekitar 70.000 orang, telah mengalami eksodus secara bertahap dan sekarang hanya tersisa 5.000 warga sipil termasuk sekitar 140 anak-anak.
Seorang tentara Ukraina mengatakan, Bakhmut kemungkinan besar akan jatuh. Dirinya pun mengakui bahwa pasukan Rusia memperoleh keuntungan di sekitar kota.
"Mereka bilang (tentara Rusia) idiot, pecandu alkohol dan narkoba," kata pria berusia 40 tahun itu.
"Tapi mereka memiliki orang pintar di sana, orang yang tahu cara bertarung. Mereka berpikir, mereka belajar, sama seperti kita,” tegasnya.
Valerii, seorang warga Bakhmut, mengatakan kepada AFP bahwa dia tidak berniat meninggalkan kota, terlepas dari seberapa sengit pertempuran yang terjadi.
"Apartemenku ada di sana. Dan sejujurnya aku akan mati di apartemenku, atau di dekat gedungku. Kemana kita akan pergi? Siapa yang membutuhkan kita?" dia berkata.
Kelompok Wagner Rusia, sebuah kekuatan bayangan yang didirikan oleh pengusaha terkait Kremlin Yevgeny Prigozhin, telah menjadi pusat perhatian dalam perjuangan untuk Bakhmut.
Sementara Institute for the Study of War (ISW) yang berbasis di AS mengatakan, pada Selasa bahwa pasukan reguler Rusia mungkin sekarang "berusaha untuk melembagakan taktik yang digunakan untuk meminggirkan efek taktis oleh Grup Wagner."
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News