Belasan kematian narapidana terjadi setelah konfrontasi berdarah meletus Jumat 14 April. Ini menjadi bagian dari serentetan kebrutalan yang dimulai ketika enam tahanan ditemukan digantung di penjara yang sama dan tiga penjaga wanita tewas awal pekan ini.
Penjara Ekuador adalah tempat pembantaian berulang antara tahanan, dengan latar belakang persaingan antara kelompok kriminal yang berjuang untuk mengendalikan perdagangan narkoba yang menguntungkan.
"Penyelidikan telah dibuka untuk mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab atas kematian 12 narapidana dari Lembaga Pemasyarakatan Litoral, yang juga dikenal sebagai Guayas 1,” kata kantor Kejaksaan Ekuador, seperti dikutip AFP, Minggu 16 April 2023.
Pihak kejaksaan menambahkan bahwa mayat-mayat itu memiliki luka tembak.
Pelabuhan utama negara di pantai Pasifik, Guayaquil dalam beberapa tahun terakhir menjadi pusat perdagangan narkoba di Ekuador, yang terletak di antara Kolombia dan Peru, produsen kokain utama dunia.
Sejak Februari 2021, delapan pembantaian tercatat di penjara negara itu, dengan lebih dari 400 narapidana tewas, sebagian besar dipotong-potong dan dibakar.
Setelah enam narapidana yang digantung ditemukan pada hari Rabu, tiga penjaga wanita ditembak mati pada hari Kamis oleh pembunuh bayaran di sebuah restoran di luar kompleks penjara.
Pada Jumat, koresponden AFP dapat mendengar suara tembakan dari dalam penjara dan dapat merekam gambar udara di mana lima mayat terlihat tergeletak di tanah.
"Kami tidak menyangkal kenyataan dan fakta bahwa kami berada dalam momen kekerasan terburuk di negara ini," kata Menteri Pertahanan Ekuador Juan Zapata, Jumat, saat bentrokan dimulai.
Semalam Jumat hingga Sabtu, polisi dan tentara mendapatkan kembali kendali atas penjara, yang menampung sekitar 6.800 narapidana dan merupakan bagian dari kompleks penjara besar.
Pengedar narkoba menggunakan penjara sebagai pusat operasi, yang menyebabkan bentrokan mematikan secara berkala.
Pada September, sekitar 120 tahanan tewas di penjara Guayas 1 selama pembantaian paling mematikan dalam sejarah negara itu dan salah satu yang paling berdarah di Amerika Latin.
Kekerasan terkait narkoba mewabah di Ekuador. Pada hari Selasa, sekitar 30 pria bersenjata melepaskan tembakan di pelabuhan nelayan kecil Esmeraldas, di utara negara itu, dekat perbatasan Kolombia, menewaskan sembilan orang.
Para penyerang tiba dengan perahu dan mobil dan, tanpa sepatah kata pun, mulai menembak.
"Apa yang terjadi di Esmeraldas bukanlah tindakan kejahatan biasa, melainkan tindakan teroris," kata Zapata.
Menghadapi serangan kekerasan, Presiden Guillermo Lasso mengumumkan keadaan darurat 60 hari pada 3 Maret di tiga provinsi, termasuk Guayaquil dan Esmeraldas.
Menurut sensus pertama penjara negara itu yang dilakukan pada 2022, Ekuador memiliki sekitar 31.000 tahanan di 36 penjara dengan kapasitas 30.000 orang.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id