Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan, tindakan Rusia menimbulkan ancaman yang jelas bagi perdamaian dan keamanan internasional serta Piagam PBB. Tindakan yang dimaksud adalah penumpukan pasukan di dekat perbatasan Ukraina.
"Anggota dewan harus memeriksa fakta dan mempertimbangkan apa yang dipertaruhkan untuk Ukraina, untuk Rusia, untuk Eropa, dan untuk kewajiban inti serta prinsip-prinsip tatanan internasional jika Rusia (pada akhirnya) menginvasi Ukraina," tutur Thomas-Greenfield, dilansir dari AFP, Senin, 31 Januari 2022.
Sementara itu, Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky mengecam rencana pertemuan DK PBB. "Seingat saya tidak pernah ada anggota SC (Dewan Keamanan) yang menyebut tuduhan serta asumsinya tak berdasarnya sebagai ancaman terhadap tatanan (internasional)," katanya.
"Semoga sesama anggota DK PBB seharusnya tidak mendukung aksi memalukan ini demi reputasi dewan," sambung Polyansky.
Reaksi Polyansky menunjukkan bahwa Rusia berencana menyerukan pemungutan suara untuk menentukan jadi tidaknya pertemuan hari ini. Untuk membatalkan pertemuan itu, Rusia membutuhkan sembilan dukungan anggota DK PBB.
Seorang pejabat senior di pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan, Washington secara teratur terus berkoordinasi dengan anggota DK PBB. Ia yakin sebagian besar anggota akan memilih untuk mengadakan pertemuan hari ini.
Rusia berulang kali membantah akan menginvasi Ukraina meski meningkatkan jumlah personel militernya di dekat perbatasan Ukraina sudah melampaui 100 ribu. Alih-alih menginvasi, Rusia mengaku hanya meminta jaminan keamanan dari AS dan NATO.
Salah satu yang diminta Rusia adalah jaminan bahwa Ukraina tidak akan pernah menjadi anggota NATO.
Baca: Rusia Tuduh NATO Berusaha Seret Ukraina ke Dalam Aliansi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News