"Sejalan dengan kesepakatan, delegasi Rusia yang terdiri dari perwakilan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan lembaga lainnya, termasuk pemerintahan presiden, telah tiba di Belarus untuk melakukan pembicaraan dengan pihak Ukraina," kata Peskov, sebut kantor berita Rusia, Tass.
"Kami akan siap untuk memulai pembicaraan ini di Gomel," tegas Peskov.
Rusia meluncurkan operasi militer khusus yang ditujukan untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina pada 24 Februari. Pada Jumat, pergerakan pasukan dihentikan di tengah harapan kemungkinan pembicaraan dengan Kiev, tetapi dilanjutkan pada Sabtu karena Ukraina menolak untuk berpartisipasi.
Sebelumnya, kantor Presiden Ukraina Vladimir Zelensky mengatakan dia mungkin membahas status netral Ukraina serta paket jaminan untuk keamanannya.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengumumkan pada 26 Februari bahwa Minsk siap menyediakan tempat untuk mengadakan negosiasi. Sabtu malam, Zelensky mengatakan proposal untuk mengatur pembicaraan telah diajukan oleh Presiden Turki dan Azerbaijan, Recep Tayyip Erdogan dan Ilham Aliyev.
Namun Zelensky menolak klaim Rusia bahwa mereka siap untuk melakukan pembicaraan di Belarusia. Zelenskiy mengatakan dia tetap terbuka untuk pembicaraan di lokasi lain yang tidak menunjukkan agresi terhadap Ukraina.
“Pembicaraan di Minsk bisa saja terjadi jika Rusia tidak menyerang Ukraina dari wilayah Belarusia,” tegas Zelensky.
Sebelumnya, CNN melaporkan bahwa tentara Ukraina mengatakan mereka menembak jatuh sebuah ‘roket bersayap’ yang ditembakkan ke Kiev dari pesawat Tu-22 Belarusia pagi ini.
“Angkatan Udara Angkatan Bersenjata Ukraina beberapa menit yang lalu menembak jatuh roket bersayap yang diluncurkan di ibu kota Ukraina dari wilayah Republik Belarus dengan pesawat TU-22,” Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina , Valerii Zaluzhnyi, mengatakan dalam sebuah pernyataan sekitar pukul 9.00 pagi waktu setempat.
“Ini adalah kejahatan perang lain dari Federasi Rusia,” pungkas Zaluzhnyi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News