PM baru Italia Mario Draghi melambaikan tangan ke arah media di Roma pada 12 Februari 2021. (Filippo MONTEFORTE/AFP)
PM baru Italia Mario Draghi melambaikan tangan ke arah media di Roma pada 12 Februari 2021. (Filippo MONTEFORTE/AFP)

Mantan Presiden Bank Sentral Eropa Jadi PM Italia

Willy Haryono • 13 Februari 2021 10:49
Roma: Mantan Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi secara resmi menerima mandat sebagai Perdana Menteri baru Italia. Ia diminta oleh Presiden Italia Sergio Mattarella pada 3 Februari lalu usai tumbangnya pemerintahan Giuseppe Conte.
 
Hampir semua partai utama dari berbagai spektrum politik Italia mendukung Draghi. Ia mendapat dukungan besar pada Kamis kemarin usai Five Star Movement, grup terbesar di parlemen Italia, sepakat mendukung Draghi.
 
Dengan dukungan Five Star Movement, maka pemerintahan Draghi akan berjalan dengan mayoritas kuat.

Baca:  PM Italia Giuseppe Conte Mengundurkan Diri
 
Setelah bertemu presiden Italia selama 45 menit, Draghi mengumumkan daftar menteri untuk kabinet mendatang. Dikutip dari CGTN pada Sabtu, 13 Februari 2021, kabinet Draghi terdiri dari jajaran teknokrat dan politisi dari berbagai partai dalam koalisi pemerintahan.
 
Beberapa tokoh kunci meliputi Daniele Franco, wakil gubernur Bank Italia, sebagai Menteri keuangan dan Giancarlo Giorgietti sebagai Menteri Pertumbuhan Ekonomi.
 
Roberto Cingolani, direktur Institut Teknologi Italia, ditunjuk sebagai Menteri Transisi Ekologi.
 
Luigi Di Maio dari Five Star Movement dikonfirmasi sebagai Menteri Luar Negeri. Sementara Luciana Lamorgese akan menduduki pos Menteri Dalam Negeri, Roberto Speranza sebagai Menteri Kesehatan, dan Lorenzo Guerini menjabat Menteri Pertahanan.
 
Tokoh kabonet lainnya meliputi Marta Cartabia sebagai Menteri Hukum, dan ekonom Renato Brunetta sebagai Menteri Administrasi Publik.
 
Kabinet baru akan dilantik di Istana Quirinale pada Sabtu ini. Draghi, 73, adalah gubernur Bank Italia periode 2005 hingga 2011. Ia pernah menjadi kepala Bank Sentral Eropa dari 2011 hingga 2019.
 
Ia dikenal sebagai tokoh penting yang mempertahankan nilai euro di tengah krisis 2012. Sekarang, Draghi harus berhadapan dengan krisis Covid-19 yang berdampak buruk terhadap perekonomian negara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan