Melalui Twitter, Tim Investigasi Pembunuhan Terintegrasi (IHIT) di Kanada melaporkan bahwa seorang pria tewas ditembak di dekat terminal penerbangan domestik di Bandara Internasional Vancouver di Richmond.
Meski tidak ada satu orang pun yang ditangkap dalam penembakan ini, aktivitas bandara berjalan normal seperti biasa. Calon penumpang juga diizinkan melanjutkan perjalanan ke tujuan mereka masing-masing.
Setelah beraksi, tersangka sempat melepaskan diri ke arah polisi sebelum akhirnya melarikan diri dari area bandara dengan menggunakan mobil. Otoritas Kanada belum dapat memastikan apakah tersangka beraksi seorang diri atau mendapat bantuan.
Sementara itu, media lokal Kanada mengunggah beberapa foto di media sosial yang memperlihatkan sebuah mobil terbakar di kota Surrey. Media Kanada menyebutkan mobil itu kemungkinan besar adalah memilik pelaku penembakan di Bandara Internasional Vancouver.
Februari lalu, seorang perempuan berusia 22 tahun tewas ditembak dalam insiden terkait geng kriminal di area metropolitan Vancouver. Penembakan di bandara kali ini pun disebut beberapa media sebagai peristiwa terkait aktivitas geng kriminal.
April tahun lalu, belasan orang tewas dalam penembakan di Nova Scotia, Kanada. Aksi kekerasan yang berlangsung selama 12 jam itu disebut-sebut sebagai penembakan massal terburuk dalam sejarah Kanada.
Penembakan massal merupakan peristiwa langka di Kanada, karena aturan kepemilikan senjata api jauh lebih ketat dari negara tetangganya, Amerika Serikat.
Pada 2019, dua remaja di Kanada mengaku telah membunuh tiga orang, termasuk pasangan asal Australia-AS di British Columbia. Pada 1989, penembakan di sebuah kampus di Quebec menewaskan 14 wanita setelah pelaku mengusir semua pria yang ada di sebuah kelas.
Baca: Korban Penembakan di Kanada Jadi 18 Orang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News