Putin bersikeras jika kehadiran NATO di Eropa Timur mengancam perdamaian dunia.
Ia berharap dialog akan dilanjutkan mengenai tuntutan keamanan Rusia. Putin menegaskan, akan menahan diri dari mengulangi ancaman sebelumnya untuk mengambil langkah-langkah 'teknis militer' yang tidak ditentukan jika Barat tidak mematuhinya.
Mengatasi kebuntuan atas Ukraina untuk pertama kalinya sejak Desember, Putin tampaknya mencoba untuk mengurangi ketegangan sedikit dalam krisis yang telah memicu kekhawatiran invasi Rusia penuh ke Ukraina.
Dilansir dari Washington Post, Rabu, 2 Februari 2022, Putin mengklaim AS mengobarkan api perang dan berusaha mendorong Kremlin untuk bertindak dan menciptakan dalih untuk memberlakukan sanksi baru yang keras.
Para pejabat di Rusia –,serta Ukraina,– telah menuduh pemerintahan Presiden AS Joe Biden membesar-besarkan ancaman invasi Rusia.
"Tugas terpenting mereka adalah menahan perkembangan Rusia," kata Putin.
"Ukraina hanyalah instrumen untuk mencapai tujuan ini. Itu dapat dilakukan dengan cara yang berbeda, seperti menarik kita ke dalam beberapa konflik bersenjata dan kemudian memaksa sekutu mereka di Eropa untuk memberlakukan sanksi keras terhadap kita," lanjutnya.
Terkait dengan tanggapan tertulis AS terhadap tuntutan keamanan Rusia, Putin mengatakan kekhawatiran utama Rusia ternyata diabaikan. Meski demikian, lanjut dia, Kremlin masih menimbang langkah selanjutnya.
Di Washington, Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki mengejek pernyataan Putin tersebut. "Ketika rubah berteriak dari atas kandang ayam bahwa di takut pada ayam. Kami tahu siapa rubah dalam kasus ini," katanya.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, akan menyerahkan kepada 'Kremlinologis' untuk menafsirkan kata-kata pemimpin Rusia tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id