Insiden di University of Nevada, Las Vegas, tidak jauh dari kawasan Strip yang ramai dikunjungi turis, merupakan kejadian terbaru di Amerika Serikat, di mana kekerasan bersenjata sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
“Tiga korban dipastikan meninggal,” kata Sheriff Las Vegas Kevin McMahill pada konferensi pers, seperti dikutip AFP.
Dia mengatakan, korban keempat terluka parah akibat penembakan tersebut, namun kondisinya kemudian membaik menjadi stabil.
Presiden AS Joe Biden dalam sebuah pernyataan mengecam tindakan kekerasan senjata yang mengerikan terbaru yang meneror kampus.
"Polisi merespons dalam beberapa menit terhadap laporan adanya penembak aktif pada pukul 11:45," kata McMahill pada konferensi pers.
Sementara Kepala Polisi Universitas, Adam Garcia mengatakan, "dua petugas segera terlibat baku tembak dengan tersangka dan tersangka tertembak dan meninggal saat itu".
Peristiwa tersebut bermula saat sedang berlangsungnya pertemuan mahasiswa di luar ruangan.
“Para siswa sedang bermain game dan makan, ada meja yang disiapkan untuk mereka membuat Lego,” kata McMahill.
“Jika bukan karena tindakan heroik dari salah satu petugas polisi yang merespons, mungkin akan ada banyak korban jiwa tambahan," imbuh McMahill.
Polisi tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai identitas korban atau pria bersenjata, dan sedang dalam proses memberi tahu keluarga terdekat.
Las Vegas adalah pusat perjudian dan hiburan yang menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya, banyak di antaranya datang untuk menyaksikan acara besar dan terkenal.
Bulan lalu kota ini menjadi tuan rumah Grand Prix Formula Satu perdananya, dan pada bulan Februari kota ini akan menjadi ajang Super Bowl, final pertunjukan musim sepak bola profesional Amerika.
Kota ini juga menjadi lokasi salah satu penembakan massal paling mematikan di Amerika ketika seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di sebuah festival musik yang ramai pada 2017, menewaskan 60 orang.
Penembakan massal sangat umum terjadi di Amerika Serikat, negara dengan jumlah senjata lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk dan upaya untuk menekan penyebarannya selalu mendapat perlawanan keras.
Negara ini telah mencatat lebih dari 600 penembakan massal tahun ini, menurut Gun Violence Archive, sebuah organisasi non-pemerintah yang mendefinisikan penembakan massal sebagai empat orang atau lebih yang terluka atau terbunuh.
Baca juga: Tersangka Penembak Tiga Mahasiswa Palestina di AS Didakwa Percobaan Pembunuhan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id