Polisi menggunakan gas air mata dan pentungan dalam membubarkan ribuan imigran asal Honduras di Guatemala pada Minggu, 17 Januari 2021. (AFP)
Polisi menggunakan gas air mata dan pentungan dalam membubarkan ribuan imigran asal Honduras di Guatemala pada Minggu, 17 Januari 2021. (AFP)

Bubarkan Ribuan Imigran, Polisi Guatemala Gunakan Gas Air Mata

Willy Haryono • 18 Januari 2021 09:47
Guatemala City: Kepolisian Guatemala menembakkan gas air mata untuk membubarkan ribuan imigran asal Honduras yang berusaha mencapai Amerika Serikat dengan berjalan kaki. Sejumlah polisi juga menggunakan pentungan dalam menghalau sekelompok imigran yang berusaha menerobos barikade.
 
Dilansir dari laman TRT World pada Senin, 18 Januari 2021, bentrokan antar polisi dan imigran ini terjadi di salah satu ruas jalan di Vado Hondo, sebuah kota yang berbatasan dengan Honduras.
 
Saat gas air mata ditembakkan, sebagian imigran langsung membubarkan diri, dan beberapa dari mereka menanti di lokasi sekitar untuk mencoba menerobos barikade di lain waktu. Ada juga beberapa imigran yang memilih lari ke area pegunungan.

Seorang tenaga kesehatan setempat mengonfirmasi adanya sejumlah imigran Honduras yang terluka akibat dipukuli polisi Guatemala. Aksi represif polisi dalam mencegah kedatangan warga asing ini merupakan bagian dari aturan pemerintah mengenai pengendalian pandemi virus korona (covid-19).
 
Sebagian besar imigran asal Honduras mengaku terpaksa pergi demi melarikan diri dari kemiskinan, pengangguran, aksi kekerasan terkait geng narkotika, dan kehancuran akibat dua badai. Mereka menyeberang ke Guatemala dan Meksiko, dengan tujuan akhir mencapai Negeri Paman Sam.
 
Jarak antara Honduras dan AS mencapai ratusan hingga ribuan kilometer, dan perjalanan para imigran ini dilakukan dengan berjalan kaki.
 
Baca:  Ribuan Imigran Honduras Masuk ke Guatemala untuk Mencapai AS
 
"Mereka tidak memiliki hati nurani, kami di sini mempertaruhkan nyawa," kata Dixon Vazquez, seorang imigran Honduras yang memohon izin masuk kepada otoritas Guatemala.
 
"Tidak ada pekerjaan lagi di Honduras," lanjutnya.
 
Dania Hinestrosa, seorang pekerja domestik yang berangkat bersama anak perempuannya, mengaku terpaksa pergi meninggalkan rumah demi mencari kehidupan yang lebih baik.
 
"Kami tidak mempunyai pekerjaan dan juga makanan. Jadi, saya memutuskan pergi ke Amerika Serikat," tutur Hinestrosa.
 
Namun kepala badan keimigrasian Guatemala, Guillermo Diaz, berkukuh grup imigran Honduras "tidak akan diizinkan melintas." Ia meminta mereka semua untuk pulang ke rumah masing-masing.
 
"Siapapun yang ingin masuk ke Guatemala membutuhkan beberapa dokumen dan hasil negatif tes covid-19," sebut Diaz. Ia mengklaim memiliki data intelijen bahwa sekelompok anggota geng kriminal berada di antara para imigran Honduras.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan