Berbicara kepada awak media di Ankara, Thomas-Greenfield mengatakan bahwa Cilvegozu adalah satu-satunya gerbang perbatasan yang dibuka di Suriah bagian barat laut.
"Jika perbatasan ini ditutup, maka berpotensi menciptakan kekejaman yang tak berarti," kata Thomas-Greenfield, dilansir dari laman Yeni Safak pada Sabtu, 5 Juni 2021.
Ia mengaku sempat mengunjungi provinsi Hatay, Turki, yang berada di dekat perbatasan Suriah pada Kamis kemarin.
"Menjaga akses kemanusiaan lintas perbatasan ke Suriah adalah isu yang sejalan dengan nilai-nilai negara kita berdua. Saya sudah melihat sendiri bagaimana Turki secara senang hati menerima kedatangan pengungsi dan berusaha mengintegrasikan mereka ke dalam kehidupan di sini," ucapnya.
Thomas-Greenfield sekali lagi mengatakan bahwa Pemerintah Turki sangat baik hati dan pemurah terhadap para pengungsi asal Suriah. Tidak hanya menerima, Turki juga berusaha agar para pengungsi tersebut mampu hidup secara mandiri dan tergantung dari bantuan kemanusiaan.
Menggarisbawahi bahwa tambahan dana USD240 juta pada Kamis kemarin merupakan hal krusial bagi pengungsi Suriah, Thomas-Greenfield menekankan bahwa sejauh ini belum ada alternatif pengiriman bantuan selain Cilvegozu.
"Pendanaan yang kami umumkan kemarin adalah langkah penting dan akan menciptakan banyak kebaikan. Tapi sejauh ini tidak ada alternatif untuk mengirim bantuan lintas perbatasan,' tuturnya.
"Jadi, saya bertekad berkoordinasi dengan kolega-kolega saya di Dewan Keamanan (PBB) untuk memastikan perbatasan tersebut tetap dibuka," pungkas Thomas-Greenfield.
Baca: Saat Anak-Anak Suriah tidak Bisa Lihat Masa Depan di Negara Mereka
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News