Sementara Rusia secara teratur menggempur Ukraina dengan rudal, artileri, dan drone, wilayah Lviv, ratusan kilometer dari garis depan dan dekat perbatasan Polandia, sebagian besar terhindar dari serangan udara.
"Sebuah gedung apartemen rusak akibat serangan rudal Rusia," tulis Menteri Dalam Negeri Ukraina Igor Klymenko di Telegram, seperti dikutip AFP, Kamis.
"Lantai 3 dan 4 di dua bagian rumah hancur. Pada pukul 07:00, empat orang tewas, sembilan luka-luka,” ungkapnya.
Tim penyelamat bekerja untuk menjangkau mereka yang masih terjebak di bawah reruntuhan, katanya.
Lebih dari 50 apartemen telah "hancur" dan sebuah asrama di Universitas Politeknik Lviv telah rusak, Wali Kota Andriy Sadovyi memposting di Telegram.
"Ini adalah serangan terbesar terhadap infrastruktur sipil Lviv sejak awal invasi Rusia,” ucap Sadovyi.
"Konsekuensi dari serangan malam oleh teroris Rusia," tulis Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di samping postingan video Telegram yang menunjukkan bangunan yang rusak.
"Pasti akan ada tanggapan terhadap musuh. Yang nyata,” ucap Zelensky.
Tidak jelas berapa banyak rudal yang telah diluncurkan.
Menyortir puing-puing
Sebelumnya, gubernur regional Maksym Kozytski mengatakan, “beberapa rudal bergerak ke arah wilayah barat”, mengutip Komando Angkatan Udara Ukraina.Video terpisah yang diposting oleh Kozytski menunjukkan sebuah bangunan bertingkat dengan sebagian lantai atasnya hancur.
“Layanan darurat berada di tempat kejadian dan tim penyelamat memilah-milah puing-puing,” kata Kozytski.
"Sampai sekarang, puing-puing sedang dibongkar. Kami melakukan segala yang mungkin untuk menyelamatkan orang,” tambahnya.
Video yang belum diverifikasi yang diposting ke Telegram yang dimaksudkan untuk menunjukkan akibat dari pemogokan menunjukkan pecahan kaca berserakan di lantai yang tampaknya merupakan asrama.
Tidak jelas apakah video menunjukkan teguran yang sama.
Pada 20 Juni, Lviv dilanda serangan pesawat tak berawak Rusia di Kyiv dan kota-kota lain.
Ukraina baru-baru ini memperkuat sistem pertahanan udaranya dengan senjata yang dipasok Barat dan jumlah rudal dan drone Rusia yang menerobos telah berkurang.
Namun juru bicara angkatan udara Ukraina, Yuriy Ignat, baru-baru ini mengatakan bahwa sistem yang baru dipasok masih belum cukup untuk mencakup seluruh negara.
Lambatnya pengiriman senjata ke Ukraina menunda serangan balasan yang direncanakan Kyiv, memungkinkan Rusia untuk memperkuat pertahanannya di daerah-daerah yang diduduki, kata Presiden Volodymyr Zelensky dalam wawancara TV yang disiarkan Rabu.
"Serangan balasan kami yang lambat terjadi karena kesulitan tertentu di medan perang. Semuanya ditambang di sana," pungkas kepada CNN melalui penerjemah dalam wawancara yang direkam sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News