Kondisi salah satu sudut kota Bakhmut yang hancur dalam perang Rusia-Ukraina. (DIMITAR DILKOFF / AFP)
Kondisi salah satu sudut kota Bakhmut yang hancur dalam perang Rusia-Ukraina. (DIMITAR DILKOFF / AFP)

Tersisa 3.000 Warga Sipil, Kondisi Kota Bakhmut Bagaikan 'Neraka di Bumi'

Medcom • 22 Mei 2023 11:00
Bakhmut: Kota Bakhmut telah menjadi pusat pertempuran antara pasukan Ukraina dan Rusia dalam beberapa bulan terakhir.
 
Pada Sabtu, 20 Mei lalu, Rusia mengeklaim bahwa pihaknya telah berhasil merebut kota tersebut. Namun, klaim tersebut dibantah Ukraina, termasuk oleh Presiden Volodymyr Zelensky.
 
Bakhmut kini merupakan bagian dari empat wilayah Ukraina yang diklaim telah dianeksasi Rusia tahun lalu. 

Baca juga:  Ukraina Klaim Masih Kuasai Sebagian Kota Bakhmut
 
Sebelum perang, kota yang terletak sekitar 55 kilometer dari utara ibu kota Donetsk ini diketahui memiliki sebanyak 72.000 warga. Namun, pada Maret lalu, pejabat setempat memperkirakan penduduk sipil yang tersisa di Bakhmut hanya sekitar 3.000 orang.
 
Pasukan Ukraina mendefinisikan kondisi pertempuran di Bakhmut sebagai "neraka di bumi." Ada juga yang menyebutnya sebagai "Verdun" baru, merujuk pada pertempuran terpanjang di era Perang Dunia I.

Kota Anggur dan Mawar

Melansir dari Channel News Asia, Senin, 22 Mei 2023, kota Bakhmut dikenal dengan produk anggur bersoda. Namun, kini tempat produksinya telah dipindahkan ke Odesa. 
 
Selain "Kota Anggur," Bakhmut juga pernah dijuluki sebagai "Kota Mawar." Pasalnya, sebuah jalan di kota Bakhmut pernah dijuluki "Rose Alley" karena memiliki 5.000 mawar di sepanjang jalan.
 
Tak hanya itu, Bakhmut juga pernah disebut sebagai Artemovsk di tahun 1924 hingga 2016. Sebutan itu merupakan tanda penghormatan terhadap seorang revolusioner Soviet yang dijuluki "Artem."
 
Selama berbulan-bulan, hanya ada satu jalan yang menghubungkan unit militer Ukraina yang bertahan di bagian barat kota Bakhmut dengan pasukan mereka yang lain. Jalan itu dijuluki tentara sebagai "Jalan Kehidupan" walau dipenuhi kendaraan yang terbakar habis.
 
Ketika konflik antara Ukraina dan kelompok separatis yang didukung Moskow pertama kali pecah di tahun 2014, para pejuang pro-Rusia telah mencoba mengambil alih Bakhmut. Namun, upaya tersebut dihalau militer Ukraina pada Juli tahun itu.
 
Ketika ditanya soal kepentingan strategis Bakhmut, Zelensky mengatakan bahwa pasukan Rusia akan memperoleh "jalan terbuka" menuju Kramatorsk dan Sloviansk jika Bakhmut berhasil diambil alih oleh mereka.
 
Pertempuran di Kota Bakhmut dilaporkan telah memakan korban dalam jumlah banyak. Saat wartawan AFP mengunjungi kota itu bulan lalu, mereka menemukan gedung-gedung bekas artileri yang halamannya dipenuhi logam bengkok akibat dibom, pecahan kaca, dan salib darurat di atas kuburan warga sipil yang dikubur secara tergesa-gesa.
 
Meski demikian, nyatanya masih ada beberapa warga, khususnya orang tua yang menolak untuk pergi dari Bakhmut. Padahal, mereka tinggal di ruang bawah tanah yang tidak memiliki aliran listrik serta pasokan air. (Arfinna Erliencani)
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan