Dalam sebuah tulisan di Twitter, Dubes Irit Lillian mengatakan: "Sebuah momen yang sangat emosional petang ini di saat saya menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Republik Turkiye."
"Saya mengharapkan perkembangan yang lebih positif dalam hal hubungan bilateral," sambungnya, mengutip dari laman Middle East Eye, Rabu, 28 Desember 2022.
Menjadi charge d'affaires di Ankara sejak Februari 2021, Lillian memainkan peran dalam proses rekonsiliasi antara Turki dan Israel.
Tahun ini, kedua negara meningkatkan hubungan ke kunjungan tingkat tinggi, termasuk lawatan Presiden Israel Isaac Herzog ke Ankara. Mereka sepakat untuk saling menunjuk duta besar pada Agustus lalu.
Baca: Pertemuan Erdogan-Presiden Israel Hidupkan Kembali Dialog Politik
Dalam sebuah pernyataan video usai bertemu Erdogan, Lillian berkata: "Kita semua berharap hubungan diplomatik antara Israel dan Turki akan semakin kuat, luas dan menyebar di berbagai bidang kerja sama."
Setelah Benjamin Netanyahu menang dalam pemilu Israel bulan lalu, ia dan Erdogan sepakat "bekerja bersama untuk menciptakan era baru dalam hubungan kedua negara."
Turki dan Israel adalah mitra regional selama berdekade-dekade. Turki adalah negara mayoritas Muslim pertama di dunia yang mengakui status negara Israel pada 1949.
Hubungan antar kedua negara merosot tajam menyusul terjadinya penyerbuan Israel terhadap kapal bantuan ke Jalur Gaza pada 2010. Serangan itu menewaskan sepuluh warga Turki pada 2010. Turki mengusir dubes Israel setelahnya.
Meski hubungan diplomatik Turki dan Israel dipulihkan pada 2016, kontak antar kedua negara kembali terputus dua tahun setelahnya. Turki menarik dubesnya dari Israel dan mengusir utusan Israel dalam merespons operasi militer Tel Aviv terhadap demonstran Palestina di Jalur Gaza selama aksi protes Great March of Return.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News