"Kami telah meminta diadakannya sidang mendesak Dewan Keamanan PBB pada pukul 15.00 waktu New York. Kami sangat berharap kepresidenan Prancis akan dengan sungguh-sungguh memenuhi tugasnya dan menjadwalkan pertemuan semacam itu sesegera mungkin," kata Lavrov pada konferensi pers di markas besar PBB di New York, dikutip dari Anadolu pada Kamis, 25 Januari 2024.
Menurutnya, jatuhnya pesawat dianggap sebagai tindakan kriminal yang dilakukan oleh Ukraina. Saat ini, Rusia sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui fakta-fakta terkini terkait insiden tersebut.
Baca: Pesawat Angkut Militer Rusia Jatuh, 65 Tawanan Perang Ukraina Tewas. |
Kejadian tragis itu melibatkan pesawat militer yang sedang dalam perjalanan ke Ukraina untuk pertukaran tahanan. Namun ditembak jatuh oleh angkatan bersenjata Ukraina di wilayah Belgorod.
Seluruh 65 prajurit Ukraina yang berada di dalam pesawat, tewas dalam kecelakaan tersebut. Selain itu, enam awak dan tiga pendamping juga tewas.
Kementerian Pertahanan Rusia menyebut insiden tersebut sebagai serangan teroris dan direncanakan untuk menuduh Rusia membunuh prajurit Ukraina.
Rusia juga mengklaim otoritas Ukraina mengetahui dengan baik rencana transportasi ini dengan niatan pertukaran lebih lanjut.
Sementara itu, intelijen Pertahanan Ukraina merespons dengan mengindikasikan bahwa laporan tersebut mungkin merupakan tindakan yang disengaja oleh Moskow untuk menciptakan kekacauan di Ukraina.
Ukraina mengatakan bahwa mereka belum memiliki informasi yang dapat diandalkan dan komprehensif mengenai identitas dan jumlah orang di dalam pesawat. (Atika Pusagawanti)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News