"Jika Rusia diprovokasi oleh NATO, jika Rusia diserang oleh NATO, saya tidak tahu kami adalah kekuatan nuklir, mengapa tidak?," Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Sky News, seperti dikutip CNN, Kamis 24 Maret 2022.
Ketika ditanya apakah itu "hal yang sah" untuk dikatakan, Polyanskiy menjawab: "Saya tidak berpikir itu hal yang benar untuk dikatakan, tetapi itu bukan hal yang benar untuk mengancam Rusia dan mencoba untuk ikut campur. Jadi ketika Anda berurusan dengan tenaga nuklir tentu saja Anda harus menghitung semua kemungkinan hasil dari perilaku Anda."
Baca: Rusia Adu Mulut dengan AS dan Inggris Terkait Senjata Kimia di Ukraina.
Sebelumnya, juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov menolak untuk mengesampingkan bahwa Rusia akan mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir terhadap apa yang dilihat Moskow sebagai "ancaman eksistensial."
Sementara Pemerintah Amerika Serikat (AS) secara resmi menyatakan bahwa anggota angkatan bersenjata Rusia telah melakukan kejahatan perang di Ukraina.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengutip "laporan yang dapat dipercaya" tentang penargetan yang disengaja terhadap warga sipil dan serangan tanpa pandang bulu, termasuk penghancuran gedung apartemen, sekolah, dan rumah sakit.
Namun Dubes Polyanskiy membantah bahwa Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina.
"Tentu saja bukan hak saya untuk menilai - saya tidak ada di sana. Anda tidak di sana, Anda melihat video, Anda melihat banyak video yang dianggap sebagai berita palsu," pungkasnya kepada Sky News.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
