Prajurit Rusia melakukan patroli di sekitar perbatasan dengan Ukraina. Foto: AFP
Prajurit Rusia melakukan patroli di sekitar perbatasan dengan Ukraina. Foto: AFP

Rusia Pindahkan Peralatan Militer Dekat Perbatasan dengan Finlandia

Marcheilla Ariesta • 13 April 2022 10:17
Helsinki: Rusia dilaporkan memindahkan peralatan militer ke perbatasannya dengan Finlandia. Kehadiran militer Rusia di sana untuk menentang dukungan NATO menjadikan Finlandia anggotanya.
 
Dukungan untuk keanggotaan NATO telah tumbuh di negara Nordik sejak Ukraina diinvasi.
 
"Kemungkinan keanggotaan akan dibahas dalam beberapa minggu mendatang," kata Perdana Menteri Sanna Marin, dilansir dari Metro.co.uk, Rabu, 13 April 2022.

Tapi rekaman baru yang mengkhawatirkan kini telah muncul. Tampaknya menunjukkan tampilan agresi yang dramatis dari Rusia.
 
Peralatan militer, termasuk sistem pertahanan pantai, terlihat di jalan dari Rusia menuju Helsinki.
 
Rudal tersebut membentuk sistem pertahanan pantai bergerak K-300P Bastion-P, yang dirancang untuk 'menghancurkan kapal permukaan hingga dan termasuk kelompok tempur kapal induk.'
 
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan ekspansi NATO 'tidak akan membawa stabilitas' ke Eropa. Komentarnya mengikuti perkembangan pada Jumat, ketika situs-situs Finlandia menjadi sasaran serangan dunia maya.
 
Sebuah pesawat pemerintah Rusia juga sempat melanggar wilayah udara negara itu pada hari yang sama.
 
Finlandia, dan tetangganya Swedia, sebelumnya telah menghindari keanggotaan NATO dalam upaya untuk tidak memprovokasi Rusia. Namun, invasi ke Ukraina memicu pertimbangan baru tentang keanggotaan.
 
Jika mereka bergabung dengan NATO, kedua negara akan mendapat manfaat dari klausul pertahanan aliansi, yang menyerukan semua anggota untuk membela sekutu mana pun yang diserang.
 
“Warga Finlandia berpikir bahwa jika Putin dapat membantai saudara perempuan, saudara laki-laki dan sepupunya di Ukraina, seperti yang dia lakukan sekarang, maka tidak ada yang menghentikannya untuk melakukannya di Finlandia," ucap mantan Perdana Menteri Finlandia, Alexander Stubb.
 
“Kami hanya tidak ingin dibiarkan sendiri lagi,” tambahnya, mengacu pada Perang Musim Dingin Soviet-Finlandia. Konflik itu berlangsung dari November 1939 hingga Maret 1940.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan