Dilansir dari AFP, Rabu, 10 November 2021, pass telah menjadi bagian rutin dari kehidupan warga di Prancis sejak Agustus lalu, dengan vaksinasi lengkap yang menghasilkan kode Quick Response (QR) dan harus ditampilkan saat memasuki berbagai tempat publik.
“Mulai 15 Desember, kalian (di atas 65 tahun) perlu memberikan bukti suntikan booster untuk memperpanjang validitas kartu kesehatan,” kata Macron dalam pidatonya kepada negara yang memperingatkan, tingkat penularan covid-19 kembali meningkat di Prancis.
Setelah pidato pemimpin berusia 43 tahun tersebut, Kementerian Pendidikan Prancis pun menegaskan, pemakaian masker akan kembali diwajibkan bagi semua murid di sekolah dasar mulai Senin depan.
Aturan baru bagi lansia ini diketahui akan semakin memperketat salah satu pemerintah yang paling erat di Eropa. Bahkan, terdapat protes di Prancis, saat pertama kali sejumlah langkah tersebut diperkenalkan selama musim panas. Namun, sejak saat itu, dilaporkan telah berkurang.
“Kami belum selesai dengan pandemi,” ujar Macron, sambil menjelaskan Prancis berada dalam posisi yang lebih baik daripada Jerman atau Inggris, tingkat penularan telah naik 40 persen selama seminggu terakhir.
Macron mencatat, seluruh penelitian menunjukkan enam bulan setelah mendapatkan vaksin, “Kekebalan menurun dan oleh karena itu risiko mengembangkan bentuk serius (covid-19) meningkat. Solusi penurunan kekebalan ini adalah suntikan vaksin tambahan”.
Presiden Macron pun mendesak enam juta warga yang memenuhi syarat untuk vaksin di Prancis, bahkan yang belum menerima dosis pertama wajib datang dan mendapatkan suntikan. “Ini adalah seruan untuk bertanggung jawab dapatkan vaksinasi,” ungkapnya.
Macron menerangkan, lebih dari 80 persen warga dalam perawatan intensif covid-19 di Prancis merupakan mereka yang berusia di atas 50 tahun. Ia mengumumkan, pemerintah akan meluncurkan kampanye pada Desember, bagi warga berusia 50 hingga 64 tahun guna mendapatkan suntikan booster.
Ia menambahkan, kampanye pendorong bagi warga berusia diatas 65 tahun harus dipercepat. Macron, yang memimpin negara dengan populasi 67,39 juta tersebut tampak bersemangat memperjuangkan kesuksesan covid-19.
Hal ini disebut menjadi salah satu kebanggaan utamanya dalam pemilihan presiden April lalu, dimana ia diperkirakan akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua. Meskipun, ia belum mengumumkan pencalonannya.
Para analis pun telah memperingatkan, Macron akan menghadapi penentangan keras terhadap rencana kelulusan covid-19 di musim panas. Namun, strategi tersebut membantu memaksa lonjakan signifikan dalam pengambilan vaksin.
“Bebas di negara seperti Prancis berarti bertanggung jawab dan bersatu. Jadi saya mengandalkan kalian. Vaksin saja tidak cukup dan aturan pemakaian masker diperlukan untuk tetap berlaku,” terang Macron.
Ia menegaskan, setiap relaksasi yang telah dipertimbangkan akan ditunda guna menjaga aturan yang berlaku saat ini. Pemeriksaan kesehatan pun akan ditingkatkan.
Pemimpin yang menjabat sejak 2017 ini mengatakan, Prancis adalah “salah satu negara paling terlindungi di dunia” karena peluncuran vaksinnya. Namun, ia memperingatkan, “kita harus hidup dengan virus ini sampai seluruh populasi global diimunisasi.” (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News