Pernyataan Rusia disampaikan di tengah ketegangannya dengan Ukraina, dan di saat Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) baru saja mendiskusikan isu tersebut.
NATO khawatir Rusia dapat sewaktu-waktu menginvasi Ukraina karena saat ini jumlah pasukannya sudah menumpuk cukup banyak di area perbatasan. Kremlin berulang kali membantah tuduhan tersebut, dan justru balik menuding NATO dan Ukraina sebagai agresor.
"Militer Ukraina meningkatkan kekuatannya, membawa peralatan tempur dan personel (ke perbatasan)," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.
Ia mengatakan bahwa menurut beberapa laporan, jumlah pasukan Ukraina di wilayah perbatasan Donbass telah mencapai 125 ribu. "Itu adalah separuh dari total personel militer Ukraina," tutur Zakharova, dikutip dari Independent.
Ukraina menolak berkomentar atas pernyataan terbaru Kemenlu Rusia.
Berbicara kepada parlemen pada Rabu ini, 1 Desember 2021, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Kiev perlu berbicara langsung dengan Moskow untuk menurunkan ketegangan di area Donbass.
Zelensky berbicara di parlemen usai Ukraina memkinta bantuan NATO untuk menyiapkan sanksi ekonomi kepada Rusia dan meningkatkan dukungan militer kepada Kiev.
Baca: Ukraina Minta NATO Bantu Tangkal Ancaman Invasi Rusia
"Kita harus mengatakan yang sebenarnya, bahwa perang ini tidak dapat dicegah tanpa adanya negosiasi dengan Rusia," sebut Zelenskiy.
Pemerintahan Ukraina mengaku sudah berusaha mengatur pertemuan antara Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun sejauh ini, Ukraina mengklaim Rusia selalu mengabaikan permohonan tersebut.
Kremlin mengatakan Putin tidak menolak wacana bertemu Zelensky, namun Moskow ingin terlebih dahulu ada penetapan agenda yang tepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id