"Saya bertanggung jawab atas perkembangan ini. Saya mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri dan presiden partai," kata Zaev yang memimpin partai Sosial Demokrat.
Dilansir dari Malay Mail, Senin, 1 November 2021, Zaev mengatakan tidak perlu ada pemilihan awal. Secara hukum, koalisi dapat menyepakati kandidat lain untuk perdana menteri dan membentuk pemerintahan tanpa pemungutan suara baru.
Pemimpin partai oposisi nasionalis VMRO-DPMNE, Hristijan Mickoski, menyerukan pemilihan cepat. Tahun lalu dalam pemungutan suara parlemen, aliansi partai yang dipimpin oleh Sosial Demokrat Zaev meraih kemenangan tipis di depan VMRO-DPMNE.
Baca juga: Korban Tewas Kebakaran Klinik Covid-19 Makedonia Utara Tambah Jadi 14 Orang
Zaev memimpin pemerintah bekas republik Yugoslavia sejak 2017 dan menempatkan negara itu di jalur menuju keanggotaan Uni Eropa dengan menyetujui untuk menambahkan "Utara" ke namanya.
Hal itu menyelesaikan kebuntuan puluhan tahun dengan Yunani, yang telah memandang nama Makedonia sebagai klaim atas provinsinya dengan nama yang sama. Negeri Para Dewa telah memblokir tetangganya masuk ke Uni Eropa dan NATO.
Begitu berganti nama menjadi Makedonia Utara mereka bisa bergabung dengan NATO tahun lalu. Namun, Uni Eropa belum memberikan lampu hijau untuk negosiasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News