Gencatan senjata selama tujuh hari dalam pertempuran antara pasukan Israel dan Hamas, yang memungkinkan terjadinya pertukaran sandera Israel dan tahanan Palestina, berakhir pada hari Jumat. Sejak saat itu hingga kini, Israel terus meningkatkan pengebomannya di Jalur Gaza.
Lebih dari 15.400 warga Palestina telah terbunuh sejak 7 Oktober hingga hari Minggu, 3 Desember 2023, menurut data otoritas kesehatan Palestina. Sementara di kubu Israel, angka kematian akibat serangan kilat Hamas berkisar mencapai lebih dari 1.200.
"Sangat menyakitkan bahwa gencatan senjata telah dilanggar. Ini berarti kematian, kehancuran dan kesengsaraan," kata Fransiskus – kata-katanya dibacakan oleh seorang ajudannya karena kesehatan Paus yang lemah – dalam pesan dan doa Angelus hari Minggu ini, 3 Desember 2023.
"Banyak sandera telah dibebaskan, tetapi banyak juga yang masih berada di Gaza. Kami memikirkan mereka, keluarga mereka, yang telah melihat cahaya, harapan untuk kembali merangkul orang yang mereka cintai," lanjut Fransiskus, seperti dikutip dari Al Arabiya News.
"Di Gaza terdapat banyak penderitaan, kekurangan kebutuhan dasar. Saya berharap semua pihak yang terlibat dapat mencapai kesepakatan baru untuk gencatan senjata sesegera mungkin,” tambahnya, dan menemukan “solusi selain senjata," ungkap dia.
Fransiskus membatasi pidato di depan umum karena sedang dalam masa pemulihan dari peradangan paru-paru yang memaksanya membatalkan perjalanan ke Dubai akhir pekan ini untuk menghadiri KTT iklim COP28.
"Saudara-saudara terkasih, selamat pagi. Hari ini juga saya tidak akan bisa membaca semuanya. Saya sudah membaik, tapi suara saya masih (kurang bagus),” kata Paus Fransiskus mengawali Angelus.
Baca juga: WHO Khawatir atas Laporan Pengeboman Besar-besaran di Gaza
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News