Puluhan ribu demonstran telah berkemah di pinggiran ibu kota New Delhi selama lebih dari dua bulan terakhir. Mereka memblokade berbagai ruas jalan utama dalam memprotes undang-undang pertanian yang telah disahkan Pemerintah India di bawah Perdana Menteri Narendra Modi.
Unjuk rasa petani di India sebagian besar berlangsung damai. Namun aksi protes yang melibatkan traktor pada 26 Januari sempat memicu bentrokan antara petani dan petugas keamanan. Satu petani tewas dalam kejadian tersebut.
Sejak saat ini, otoritas India memutus jaringan internet di beberapa bagian ibu kota. Berbagai ruas jalan menuju ibu kota juga dibarikade untuk mencegah masuknya tambahan pengunjuk rasa.
Baca: Redam Unjuk Rasa Petani, India Putus Internet di New Delhi
"Hak berkumpul dan mengungkapkan ekspresi secara damai harus dilindungi," kata Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB via Twitter.
"Merupakan hal penting untuk mencari solusi damai dengan mempertimbangkan hak asasi manusia untuk semua," lanjutnya, dikutip dari laman CGTN pada Sabtu, 6 Februari 2021.
Para petani telah mengumumkan rencana melakukan "chakka jam" atau "blokade jalan" selama tiga jam. Aksi ini akan dilakukan di seantero India, kecuali New Delhi dan beberapa negara bagian sekitar.
Awalnya aksi protes ini diinisiasi petani padi dan gandum dari India utara. Namun belakangan, petani India yang mengembangkan komoditas lain pun ikut serta dalam aksi protes.
Aksi protes ini menyorot perhatian dunia. Bintang pop Rihanna dan aktivis lingkungan Greta Thunberg telah mengungkapkan dukungan mereka kepada para petani.
Sementara Amerika Serikat mendorong India untuk melanjutkan dialog damai dengan para petani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
