Ankara juga telah mengerahkan sistem komunikasi maritim bernama Navtex ke Mediterania. Nantinya sistem itu akan membantu Oruc Reis berkomunikasi dengan dua kapal lainnya, Ataman dan Cengiz Han.
Dilansir dari Anadolu Agency, Oruc Reis akan melakukan berbagai survei geologi, geofisika, hidrografi, dan oseanografi di Mediterania Timur. Selama riset berlangsung, Turki juga akan mencari sumber daya alam.
Selama ini Turki secara konsisten menentang upaya Yunani dalam mendeklarasikan Zona Ekonomi Eksklusif berdasarkan beberapa pulau kecil di dekat pesisir Turki.
Ankara juga mengatakan bahwa sumber daya alam di dekat Siprus harus dibagi secara adil antara Republik Turki Siprus Utara (TRNC) dan Greek Cypriot dari Siprus Selatan.
September lalu, Uni Eropa memperingatkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk berhenti mengintimidasi negara-negara tetangga di Mediterania.
Yunani dan Turki sama-sama merupakan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Namun keduanya memiliki rekam jejak perselisihan atas masalah perbatasan dan hak mengeksplorasi kekayaan maritim.
Ketegangan di Mediterania dipicu saat Turki mengerahkan Oruc Reis ke perairan sengketa pada 10 Agustus. Yunani geram karena Turki dinilai melanggar integritas wilayah Yunani dalam upaya mencari minyak dan gas alam di Mediterania.
Saat itu, Kementerian Luar Negeri Yunani menyebut langkah eksplorasi Turki sebagai "eskalasi serius" yang memperlihatkan peran Ankara dalam "menggoyang stabilitas" di kawasan.
Baca: Uni Eropa Desak Erdogan Mundur dari Mediterania Timur
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News