Tim investigasi pimpinan Belanda meyakini misil tersebut berasal dari Rusia. Sebagian besar korban adalah warga Belanda, sedangkan 38 sisanya berasal dari Australia.
"Lewat gugatan ini, Belanda mewakikil total 298 korban MH17 dari 17 warga negara berbeda," ucap Pemerintah Belanda, dilansir dari laman The New Daily, Sabtu 11 Juli 2020.
Moskow membantah tudingan bahwa pihaknya menyediakan misil untuk pemberontak pro-Rusia di Donetsk, Ukraina. Rusia hanya menjelaskan bahwa misil tersebut memang buatan Negeri Beruang Merah, namun bukan berarti satu misil spesifik tersebut diberikan kepada separatis.
Dalam beberapa kesempatan, Presiden Rusia Vladimir Putin membantah terlibat langsung dalam gerakan separatisme di Ukraina. "Pemerintah Belanda menyimpulkan bahwa Rusia bertanggung jawab atas penembakan MH17," ujar pernyataan resmi Amsterdam.
"Proses hukum ini bertujuan untuk mencari solusi dan keadilan atas kerugian besar yang diakibatkan tragedi MH17," sambungnya.
April lalu, seorang jenderal dari Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) dituding terlibat dalam tragedi penembakan MH17.
Menurut keterangan di situs investigatif Bellingcat, Kolonel Jenderal Andrey Ivanovich Burlaka diyakini sebagai tokoh yang bertanggung jawab atas pergerakan senjata dari Rusia ke Ukraina.
Situs Bellingcat menyebut Burlaka sebagai pengawas "pemindahan pergerakan sejumlah senjata dari Rusia ke Ukraina, dan juga orang yang mengeluarkan izin atas transfer misil BUK yang menembak jatuh pesawat maskapai Malaysia."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News