Diagnosis Covid-19 Sang Ratu Inggris muncul pada Februari lalu. Kala itu, Istana Buckingham melaporkan bahwa Ratu Elizabeth II hanya mengalami gejala-gejala ringan seperti pilek.
"(Covid-19) membuat orang sangat letih dan lelah, bukan? Pandemi ini dampaknya tidak bagus," ujarnya, dilansir dari Sky News, Senin, 11 April 2022.
Ratu Elizabeth II, 95, saat itu berbicara dengan Asef Hussain, satu di antara 800 pasien yang dirawat di Rumah Sakit Royal London. Seperti diketahui, rumah sakit di timur laut London itu dibangun selama lima minggu saat pandemi demi menampung lonjakan kasus Covid-19.
Hussain merupakan orang ketiga dalam keluarganya yang masuk rumah sakit akibat Covid-19. Saudara laki-lakinya meninggal, kemudian disusul oleh ayahnya. Kematian sang ayah terjadi saat Hussain masih menggunakan ventilator.
Baca: Ratu Elizabeth Kembali Beraktivitas Setelah Covid-19
Ia menceritakan kepada Ratu bahwa istrinya, Shamina, menelepon 999 saat Hussain mengalami kesulitan bernapas. "Saya ingat ketika bangun pagi dan merasa sangat, sangat sulit untuk bernapas," kata Hussain.
Ia menggunakan ventilator di rumah sakit selama tujuh pekan dan masih belum sepenuhnya pulih. Belakangan, Hussain sudah mulai bisa berhenti menggunakan kursi roda.
Selain Hussain, Ratu juga mendengar kisah-kisah lain dari staf dan pasien lainnya.
"Kami memegang tangan mereka, menyeka air mata mereka dan memberikan kenyamanan," kata seorang perawat senior bernama Mireia Lopez Rey Ferrer, yang telah bekerja di rumah sakit tersebut sejak 2008.
"Sebagai perawat, kami memastikan bahwa mereka tidak sendirian," imbuhnya, menceritakan pengalaman merawat pasien Covid-19. (Kaylina Ivani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
