Museum London telah mengonfirmasi bahwa balon "bayi Trump" sudah berada di tangan mereka.
Memiliki tinggi hingga 6 meter, balon tersebut menggambarkan Trump sebagai bayi yang menggunakan popok. Balon itu pertama kali mendapat perhatian global pada musim panas 2018, saat Trump pertama kali melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris.
Baca: Gunakan Balon, Warga Inggris Tolak Kunjungan Trump
Wali Kota London Sadiq Khan kala itu mengizinkan kehadiran balon bayi Trump di dekat gedung parlemen. Kemunculan balon terjadi dalam unjuk rasa bertajuk "Stop Trump."
Sejak saat itu, balon tersebut selalu "menyambut" kedatangan Trump di Inggris dan juga di beberapa lokasi lainnya selama masa kampanye pemilihan umum di AS.
"London selalu menjadi kota yang terbuka. Kota ini merupakan wadah bagi pengetahuan, tradisi, dan kontroversi. Selama bertahun-tahun, London menjadi tempat bagi banyak aksi protes historis," ujar Direktur Museum London, Sharon Ament, kepada kantor berita CNN.
"Dengan mengoleksi balon bayi (Trump), kami dapat mengingat kembali gelombang perasaan masyarakat di kota (London) pada hari itu," lanjutnya, dilansir dari laman The Denver Channel pada Selasa, 19 Januari 2021.
Ament mengatakan, balon bayi Trump kini akan menjadi sejarah, sama seperti sosok aslinya. Mengenai sejarah, Trump telah menjadi satu-satunya presiden di AS yang pernah dimakzulkan dua kali oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
Meski Trump nantinya sudah tidak menjadi presiden, lanjut Ament, Museum London menyadari bahwa ini bukan akhir dari segala kontroversi yang ditimbulkannya.
"Kami berharap penempatan balon bayi ini di museum akan menjadi pengingat saat London menentang Trump," sebut Ament.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News