Ada keheningan dari para pejabat senior di Moskow. Pemerintah Kyiv dan analis militer Barat tetap berhati-hati, menunjukkan bahwa Rusia dapat membuat jebakan untuk memajukan pasukan Ukraina.
“Kemungkinan besar unit kami, tentara kami, akan berangkat ke tepi kiri (timur),” ujar Kirill Stremousov, wakil administrator sipil wilayah Kherson yang dilantik Rusia, mengatakan dalam sebuah wawancara pada Kamis dengan Solovyov Live, yang dikutip AFP, Jumat 4 November 2022.
Daerah itu termasuk kota Kherson, ibu kota wilayah dengan nama yang sama, dan satu-satunya kota besar yang direbut Rusia secara utuh sejak invasinya pada Februari. Ini juga mencakup satu sisi bendungan di seberang Dnipro yang mengontrol pasokan air untuk mengairi Krimea, semenanjung yang diduduki Rusia sejak 2014.
Sebelumnya, Rusia telah membantah pasukannya berencana untuk menarik diri dari daerah tersebut.
Dalam komentar panjang pada Kamis malam di sebuah program yang diselenggarakan oleh televisi RT, Stremousov agak lebih samar, mengatakan, "kita harus mengambil beberapa keputusan yang sangat sulit sekarang. Apapun strategi kita mungkin. Dan beberapa orang mungkin takut untuk mengenali sesuatu”.
"Tetapi bagi saya sangat penting untuk mencoba mengatakan saat ini - Orang-orang, silakan pergi ke tepi timur. Anda akan berada dalam posisi yang jauh lebih aman," kata Stremousov.
Di titik lain, Stremousov mengatakan dia berharap "kita tidak akan meninggalkan Kherson dan jika terjadi, itu akan menjadi pukulan besar tidak hanya dalam hal citra kita semua, tetapi pukulan besar bagi orang-orang yang bisa tinggal di sini".
Spekulasi berputar-putar tentang apakah Rusia memang menarik diri, setelah foto-foto beredar di Internet menunjukkan gedung administrasi utama di kota Kherson dengan bendera Rusia tidak lagi berkibar di atasnya. Ukraina mengatakan gambar-gambar itu bisa jadi disinformasi Rusia.
Natalia Humeniuk, juru bicara komando militer selatan Ukraina, mengatakan itu bisa jadi jebakan Rusia.
"Ini bisa menjadi manifestasi dari provokasi tertentu, untuk menciptakan kesan bahwa permukiman ditinggalkan, aman untuk memasukinya. Sementara mereka bersiap untuk pertempuran jalanan," katanya dalam komentar yang disiarkan televisi.
Serangan lebih banyak
Selama 24 jam terakhir, pasukan Rusia telah meluncurkan tiga rudal dan 16 serangan udara ke sasaran Ukraina serta lebih dari 40 episode penembakan, kata militer Ukraina dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam.“Di front selatan, tembakan Rusia menghantam lebih dari 35 kota dan ada lebih dari 30 misi pengintaian oleh pesawat tak berawak,” imbuh militer Ukraina.
Pesawat Ukraina melakukan 12 serangan di delapan wilayah yang diduduki Rusia di mana orang-orang dan peralatan terkonsentrasi, mengenai empat unit anti-pesawat. Artileri Ukraina juga menyerang tiga daerah dengan orang-orang dan peralatan dan dua depot amunisi.
Sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina pada Kamis malam menuduh pihak berwenang Rusia melakukan "gerakan paksa massal penduduk" di provinsi Kherson dan Zaporzhzhia di selatan dan wilayah Luhansk dan Donetsk di timur "ke wilayah Krimea yang diduduki sementara atau ke wilayah Federasi Rusia.”
Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang selama perang delapan bulan, tuduhan yang ditolak Moskow. Rusia menyangkal sengaja menargetkan warga sipil, meskipun konflik telah menewaskan ribuan orang, jutaan mengungsi dan menghancurkan kota-kota.
Serangannya dalam beberapa minggu terakhir terhadap pasokan energi dan air Ukraina telah memukul warga sipil dengan keras saat musim dingin mendekat, kata pemerintah Kyiv.
“Hingga Kamis malam, 4,5 juta warga Ukraina di ibu kota Kyiv dan 10 wilayah lainnya untuk sementara tanpa listrik, pemadaman terbaru yang disebabkan oleh serangan Rusia,” pungkas Presiden Volodymyr Zelensky dalam sebuah pidato video.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News