Sanchez mengutip angka yang dirilis pada Senin dari Institut Kesehatan Carlos III yang memperkirakan jumlah kematian terkait panas berdasarkan jumlah kematian berlebih bila dibandingkan dengan rata-rata tahun-tahun sebelumnya.
Lembaga tersebut telah menekankan bahwa angka-angka ini adalah perkiraan statistik dan bukan catatan kematian resmi.
"Selama gelombang panas ini, lebih dari 500 orang meninggal karena suhu yang begitu tinggi, menurut statistik," kata Sanchez, seperti dikutip AFP, Kamis 21 Juli 2022.
"Saya meminta warga untuk sangat berhati-hati. Darurat iklim adalah kenyataan,” tegas Sanchez.
Spanyol dicekam oleh gelombang panas yang mempengaruhi sebagian besar Eropa Barat yang mendorong suhu setinggi 45 derajat Celcius di beberapa wilayah pekan lalu, memicu puluhan kebakaran hutan.
Kobaran api memaksa evakuasi ribuan orang dan merenggut sedikitnya dua nyawa - yaitu seorang petugas pemadam kebakaran dan seorang gembala yang terjebak dalam kobaran api di barat laut Spanyol.
“Gelombang panas selama 9-18 Juli adalah salah satu yang paling intens yang pernah tercatat di Spanyol,” ujar juru bicara AEMET Beatriz Hervella.
"Paling tidak, ini adalah gelombang panas paling intens ketiga dalam hal perluasan dan durasi geografisnya sejak pencatatan modern dimulai pada tahun 1975,” imbuh Hervella.
Hervella menambahkan, hanya dua gelombang panas lainnya yang bertahan lebih lama - satu pada Juli 2015 yang berlangsung selama 26 hari dan satu lagi pada Agustus 2003 yang berlangsung selama 16 hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News