Melansir dari lbc.co.uk, Pemilu Rusia diadakan di tengah bayang-bayang tindakan keras Moskow yang membungkam suara sejumlah media independen dan kelompok hak asasi manusia.
Musuh politik terberat Putin, Alexei Navalny, meninggal dunia di penjara Arktika pada Februari, dan beberapa kritikus lainnya berada di penjara atau hidup di pengasingan.
Putin, presiden berusia 71 tahun, menghadapi tiga saingan dari partai-partai yang bersahabat dengan Kremlin, yang menahan diri dari mengkritik berbagai kebijakan pemerintah, termasuk invasi ke Ukraina.
Putin menganggap perangnya di Ukraina, yang kini memasuki tahun ketiga, sebagai pertempuran eksistensial melawan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya yang bertekad menghancurkan Rusia.
Perang Rusia-Ukraina
Perekonomian Rusia pada masa perang terbukti tangguh, berkembang meski mendapat sanksi dari Barat. Industri pertahanan Rusia telah berperan sebagai mesin pertumbuhan utama, yang bekerja sepanjang waktu untuk menghasilkan rudal, tank, dan amunisi.Gerakan oposisi Rusia telah mendesak mereka yang tidak senang dengan Putin atau perang di Ukraina untuk hadir di tempat pemungutan suara pada Minggu besok, hari terakhir pemungutan suara, sebagai bentuk protes. Strategi tersebut didukung Navalny, tidak lama sebelum kematiannya.
Pemilu Rusia dilakukan di tempat pemungutan suara yang tersebar di 11 zona waktu Negeri Beruang Merah. Pemilu Rusia juga digelar di wilayah Ukraina yang dianeksasi secara ilegal, dan secara online.
Menjelang pemungutan suara, Putin membanggakan keberhasilannya di medan perang Ukraina, di mana pasukan Rusia baru-baru ini memperoleh beberapa kemenangan lewat keunggulan senjata mereka.
Baca juga: Pemilu di Rusia Dimulai, Rakyat Akan Beri Perpanjangan Kekuasaan ke Putin
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News