Beragam isu penting dibahas pada pekan ketiga keketuaan RI di DK PBB dari 17-21 Agustus 2020. (Foto: PTRI New York)
Beragam isu penting dibahas pada pekan ketiga keketuaan RI di DK PBB dari 17-21 Agustus 2020. (Foto: PTRI New York)

Isu Penting Dibahas pada Pekan Ketiga Keketuaan RI di DK PBB

Willy Haryono • 23 Agustus 2020 06:39
New York: Keketuaan Indonesia di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) telah melewati pekan ketiga (17-21 Agustus 2020). Selama keketuaan, telah dibahas berbagai agenda penting seperti konflik di Yaman, Suriah, Mali dan Somalia, dalam format pertemuan virtual maupun langsung di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat.
 
Selain itu, telah dilaksanakan pula pertemuan virtual anggota DK PBB dengan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, yang membahas mengenai situasi di Mali, Afghanistan dan Lebanon.
 
Pada pertemuan virtual mengenai Yaman pada 18 Agustus, DK PBB menyepakati elemen untuk pers yang memuat dukungan kepada Utusan Khusus Martin Griffiths dan meminta semua pihak dapat menyetujui usulan PBB untuk mencapai perdamaian berkelanjutan di negara tersebut.
 
Berdasarkan keterangan PTRI New York yang diterima Medcom,id, Minggu 23 Agustus 2020, elemen untuk pers ini telah dibacakan Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, Duta Besar Dian Triansyah Djani, selaku Presiden DK PBB bulan Agustus.

Isu Penting Dibahas pada Pekan Ketiga Keketuaan RI di DK PBB
Dubes Dian Triansyah Djani. (Foto: PTRI New York)
 
Terkait pertemuan mengenai Suriah pada 19 Agustus, anggota DK PBB menyampaikan dukungan atas rencana pertemuan Komite Konstitusional di Jenewa, yang direncanakan diadakan pada 24 Agustus mendatang dengan fasilitasi Utusan Khusus untuk Suriah, Geir Pedersen.
 
Di hari yang sama, DK PBB mengadakan pertemuan untuk membahas situasi terkini di Mali, menyusul terjadinya pemberontakan di negara tersebut. DK PBB telah menyepakati Pernyataan Pers yang secara umum memuat pentingnya pengembalian supremasi hukum dan tatanan konstitusional di Mali.
 
Pada 20 Agustus, DK PBB membahas mengenai isu Somalia di ECOSOC Chamber, salah satu gedung PBB di New York, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dari otoritas setempat dan Sekretariat PBB. Indonesia mendorong diadakannya pertemuan di Markas Besar PBB, yang disepakati seluruh anggota DK PBB. Itu merupakan pertemuan langsung kedua bulan ini.
 
"Selain memimpin berbagai pertemuan DK PBB untuk bulan ini, Indonesia juga terus memastikan agar posisi dan kepentingan Indonesia terkait isu-isu yang dibahas di DK PBB dapat tercermin dalam setiap pembahasan," ujar Dubes Djani.
 
Dubes Djani menambahkan bahwa berbagai agenda telah dijadwalkan untuk dibahas pekan depan oleh anggota DK PBB. Agenda-agenda itu di antaranya mengenai Palestina; ancaman terhadap perdamaian dan keamanan yang disebabkan oleh aksi teroris; situasi di Irak; isu kemanusiaan di Suriah; Komite 1718 (Korea Utara); dan sejumlah adopsi resolusi mengenai Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) dan Somalia (UNSOM), serta sanksi Mali.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan