"Amerika Serikat dan Turki tidak sepakat dalam setiap masalah, tetapi kemitraan kami bertahan melawan tantangan," kata Blinken, dikutip dari laman Al Arabiya.
Blinken juga mengunjungi Tim Pencarian dan Penyelamatan Perkotaan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) di Turki pada Senin ini. Ia berterima kasih atas upaya mereka dalam membantu tim penyelamat lain dalam mencoba mencari korban di area terdampak gempa di Turki.
"Terima kasih atas upaya luar biasa Anda, dan semua yang Anda lakukan untuk menjawab panggilan itu, hampir dalam waktu singkat," katanya kepada tim USAID di Pangkalan Udara Incirlik di Turki.
"Saya pikir Anda semua tahu lebih baik dari siapa pun bahwa ini akan menjadi upaya jangka panjang yang masif. Upaya pencarian dan penyelamatan sangat luar biasa. Kami sekarang dalam fase pemulihan. Kami akhirnya akan sampai ke fase pembangunan kembali."
"Ini akan memakan waktu dan membutuhkan banyak sumber daya. Kami bertekad untuk melakukan semua yang kami bisa untuk membantu, membantu orang-orang Turki, membantu orang-orang di Suriah sebaik mungkin yang sangat terpengaruh oleh ini. Dan yang paling saya ingin orang-orang Turki ketahui adalah, Amerika Serikat akan mendukung mereka semua selama yang dibutuhkan," ungkap Blinken.
Sementara itu, Cavusoglu mengatakan bahwa Turki sebenarnya tidak perlu menunggu bencana dan masa sulit untuk meningkatkan hubungan dengan AS. Pernyataan itu disampaikan setelah dirinya berbicara dengan Blinken.
Cavusoglu, bersama Blinken, mengatakan dalam konferensi pers gabungan bahwa Turki tidak mungkin membeli pesawat tempur F-16 dengan prasyarat, dan ia yakin masalah ini dapat diatasi jika pemerintah AS mempertahankan sikap tegas mereka.
Baca juga: Tim SAR Indonesia Resmi Hentikan Pencarian Korban Gempa Turki
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News