"Menhan menginstruksikan para komandan untuk memprioritaskan rudal jarak jauh dan artileri musuh dengan menggunakan senjata berpresisi tinggi," ujar keterangan Kemenhan Rusia, dilansir dari Miami Herald, Senin, 18 Juli 2022.
Perintah ini merupakan upaya terbaru Rusia dalam melakukan demiliterisasi di Ukraina, yang sudah dimulai sejak 24 Februari. Senjata jarak jauh menjadi fokus Rusia seiring bertambahnya pasokan persenjataan dari negara-negara Barat.
Ukraina telah menerima delapan sistem artileri jarak panjang HIMARS dari Amerika Serikat (AS) dalam beberapa pekan terakhir. Senjata ini mampu menggempur target dari jarak sekitar 80 kilometer.
HIMARS memungkinkan Ukraina untuk menyerang pusat logistik, jalur pengiriman pasokan dan amunisi yang tak terjangkau balasan dari artileri Rusia. AS berjanji untuk mengirim tambahan empat HIMARS, sementara Inggris juga berencana mengirim sistem rudal jarak jauh ke Ukraina.
Vadym Skibitskyi, perwakilan intelijen militer Ukraina, mengatakan bahwa pihaknya "secara konstan mengikuti" pergerakan pasukan Ukraina di wilayah pendudukan.
"Musuh sudah mengevaluasi ancaman, dan mulai merelokasi tempat penyimpanannya lebih jauh dari garis depan," sebut Skibitskyi.
Hari Minggu kemarin, Kemenhan RUsia mengeklaim telah berhasil menghancurkan sebuah HIMARS dan kendaraan transport Ukraina di Donetsk. Rusia juga mengeklaim telah menghancurkan sebuah gudang di Odesa yang menyimpan senjata anti-kapal Harpoon.
Baca: Bocah 4 Tahun di Ukraina Tewas Akibat Serangan Rudal Rusia, Keluarga Tak Terima
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News