Perjanjian yang bertujuan meringankan krisis pangan global akibat invasi Rusia ke Ukraina itu dimediasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Turki.
Dikutip dari The Week, Kemenhan Turki mengatakan bahwa sebuah kapal kargo berbendera Sierra Leone yang berisi gandum dan biji-bijian Ukraina meninggalkan Odessa menuju Lebanon pada pukul 05.30 GMT.
Kemenhan Turki juga mengatakan bahwa beberapa kapal lain akan meninggalkan pelabuhan Ukraina melalui koridor aman sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati dengan Rusia dan ditandatangani di Istanbul pada 22 Juli.
Rusia dan Ukraina menandatangani dua perjanjian terpisah dengan Turki dan PBB untuk mengekspor 22 juta ton gandum dan hasil pertanian lainnya yang tertahan di sejumlah pelabuhan sejak terjadinya invasi Rusia pada 24 Februari.
Dua perjanjian tersebut juga membolehkan Rusia untuk mengekspor gandum serta pupuk ke sejumlah negara.
Program Pangan Dunia (WFP) optimistis tentang kesepakatan yang ditengahi PBB guna membuka kembali pelabuhan Ukraina untuk ekspor biji-bijian. Akan tetapi, mereka memperingatkan perjanjian itu sendiri tidak akan menyelesaikan krisis pangan global bahkan jika itu diterapkan secara efektif.
Ukraina dan Rusia adalah eksportir utama gandum, dan blokade pelabuhan telah menjebak puluhan juta ton biji-bijian di kedua negara. Bersamaan dengan sanksi Barat terhadap Rusia, kondisi tersebut telah membuat harga energi dan pangan melonjak, memicu protes di negara-negara berkembang yang bergantung pada biji-bijian Laut Hitam.
Baca: Kesepakatan Ekspor Gandum Ukraina-Rusia Diyakini Redakan Lonjakan Harga Pangan Global
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News