Bunga dan lilin menghiasi memorial untuk tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny di Berlin, Jerman, 18 Februari 2024. (Odd ANDERSEN / AFP)
Bunga dan lilin menghiasi memorial untuk tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny di Berlin, Jerman, 18 Februari 2024. (Odd ANDERSEN / AFP)

Lebih dari 300 Orang Ditahan di Memorial untuk Alexei Navalny

Medcom • 19 Februari 2024 12:21
Moskow: Lebih dari 300 orang ditahan di Rusia pada hari Minggu kemarin saat mereka memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin oposisi Alexei Navalny yang meninggal dunia di penjara terpencil di Arktika.
 
Kematian mendadak Navalny, 47 tahun, merupakan pukulan telak bagi banyak warga Rusia, yang menggantungkan harapan mereka pada Navalny yang merupakan musuh bebuyutan Presiden Vladimir Putin.
 
Navalny tetap vokal dalam kritik tanpa henti terhadap Kremlin, bahkan setelah dirinya sempat hampir meninggal akibat terkena serangan racun syarat dan menerima beberapa hukuman penjara.

Kecaman Global

Kabar kematian Navanly menggema di seluruh dunia, dan banyak pemimpin dunia menyalahkan Putin serta pemerintahannya atas meninggalkan tokoh tersebut.

Dalam percakapan dengan wartawan pada Sabtu, 17 Februari 2024, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menegaskan kembali pendiriannya bahwa Putin pada akhirnya harus disalahkan atas kematian Navalny.
 
"Faktanya adalah Putin bertanggung jawab. Terlepas dari apakah dia memerintahkannya, dia bertanggung jawab atas keadaan tersebut," tutur Biden, dikutip dari Toronto Star pada Senin, 19 Februari 2024. 
 
Politisi lain mengambil sikap lebih hati-hati. Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva mengatakan pada hari Minggu bahwa ia tidak akan langsung mengambil kesimpulan  atas kematian Navalny. 
 
"Jika ada dugaan kematian, kita harus melakukan penyelidikan terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab meninggalnya warga negara (Navalny) tersebut,” kata Lula dalam konferensi pers sekembalinya dari pertemuan puncak Uni Afrika di Ethiopia, Minggu, 18 Februari 2024. 
 
Sementara itu, istri Navalny, Yulia Navalnaya, mempublikasikan foto suaminya di Instagram pada hari Minggu. Ini adalah postingan media sosial pertamanya sejak kematian Navalny dengan keterangan: "Aku mencintaimu."
 
Ratusan orang di puluhan kota di Rusia berbondong-bondong ke peringatan ad-hoc dan monumen memorial korban penindasan politik dengan membawa bunga dan lilin pada Jumat dan Sabtu. Mereka datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Navalny.

Memorial untuk Navalny

Di 39 kota, polisi menahan 366 orang pada Minggu malam, menurut kelompok hak asasi OVD-Info yang melacak penangkapan politik dan memberikan bantuan hukum. Sebelumnya pada akhir pekan, kelompok tersebut melaporkan 401 penahanan dalam dua hari, namun kemudian memperbarui jumlahnya dan mengatakan bahwa angkanya "dapat berubah naik dan turun dalam beberapa hari ke depan" seiring verifikasi informasi.
 
Lebih dari 200 penangkapan dilakukan di St. Petersburg, kota terbesar kedua di Rusia, kata kelompok itu. Pada Minggu malam, pejabat pengadilan di St. Petersburg melaporkan keputusan yang memerintahkan penahanan 85 orang untuk menjalani hukuman satu hingga 12 hari penjara.
 
Baca juga:  100 Orang Ditangkap dalam Memorial Tokoh Oposisi Rusia Alexei Navalny
 
Di antara mereka yang ditahan adalah Grigory Mikhnov-Voitenko, seorang pendeta dari Gereja Ortodoks Apostolik,  sebuah kelompok agama independen dari Gereja Ortodoks Rusia yang mengumumkan rencana di media sosial untuk mengadakan memorial untuk Navalny.
 
Ia didakwa mengorganisir unjuk rasa dan ditempatkan di sel tahanan di kantor polisi, namun kemudian dirawat di rumah sakit karena stroke, OVD-Info melaporkan.
 
Berita kematian Navalny muncul sebulan sebelum pemilihan presiden di Rusia yang diperkirakan akan memberi Putin enam tahun lagi masa kekuasaan.
 
Pertanyaan tentang penyebab kematiannya masih bergulir, dan belum diketahui pasti kapan pihak berwenang akan melepaskan jenazah Navalny. Lebih dari 29.000 orang telah mengajukan permintaan kepada pemerintah Rusia agar jenazah politisi tersebut diserahkan kepada kerabatnya, lapor OVD-Info. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan