Calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump. (AFP)
Calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump. (AFP)

Memimpin Suara Elektoral, Trump Dipastikan Akan Jadi Presiden AS

Willy Haryono • 06 November 2024 14:45
Washington: Donald Trump hampir dipastikan menjadi presiden Amerika Serikat (AS) usai memperoleh 267 suara elektoral dari 270 yang dibutuhkan untuk menang dalam pemilihan umum 2024. Melihat penghitungan sejauh ini, perolehan Trump hampir dipastikan sudah tak bisa lagi terkejar oleh rivalnya, Kamala Harris hingga Rabu dini hari, 6 November 2024.
 
Bersama wakilnya, JD Vance, Trump akan kembali menjadi presiden AS untuk empat tahun ke depan.
 
Trump meninggalkan jauh Harris di angka 214, yang sempat digadang-gadang akan menjadi presiden perempuan pertama AS. Untuk menjadi presiden di AS, seorang kandidat harus meraih 270 suara elektoral.

Ekonomi tetap menjadi isu utama bagi pemilih. Meskipun tingkat pengangguran rendah dan pasar saham tumbuh, banyak warga AS merasakan tekanan harga yang lebih tinggi. 
 
Trump mempertanyakan apakah kondisi hidup warga lebih baik daripada empat tahun lalu, di tengah kenaikan inflasi yang mengingatkan pada 1970-an. Saat ini, hanya seperempat warga AS yang puas dengan arah negara, dan keinginan untuk perubahan tampak besar.
 
Dukungan terhadap Trump tetap stabil meski berbagai kasus hukum dan skandal yang melibatkannya. Sebagian besar pendukung Trump memandangnya sebagai korban serangan politik, sehingga ia hanya perlu meraih hati segelintir pemilih yang belum menentukan pilihan.
 
Trump bertaruh bahwa imigrasi akan menjadi isu yang lebih kuat dibandingkan aborsi. Peningkatan imigrasi di bawah pemerintahan Biden, termasuk dampaknya di negara bagian non-perbatasan, membuat Trump lebih dipercaya untuk menangani isu ini, khususnya di kalangan pemilih Latin.
 
Trump berhasil menarik dukungan dari pekerja yang merasa terabaikan, yang banyak di antaranya sebelumnya mendukung Demokrat. Jika Trump dapat meningkatkan partisipasi pemilih di wilayah pedesaan dan pinggiran, hal ini bisa menutupi kehilangan suara dari pemilih Republikan berpendidikan tinggi.
 
Walau dikritik karena hubungan dengan pemimpin otoriter, Trump mengklaim bahwa pendekatan tidak terduga adalah kekuatannya. Sebagian besar warga AS yang kecewa dengan dukungan besar terhadap Ukraina dan Israel mungkin melihat Trump sebagai figur yang lebih kuat dibandingkan Harris.
 
Baca juga:  Trump: Jika Menang di Pennsylvania, Kita Menang Secara Keseluruhan
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan