Pompeo menyebut laporan Zens konsisten dengan praktik Partai Komunis Tiongkok dalam beberapa dekade terakhir yang "mendemonstrasikan ketidakpedulian terhadap kehidupan dan hak-hak dasar manusia."
"Kami menyerukan Partai Komunis Tiongkok untuk segera mengakhiri praktik mengerikan ini. Kami juga menyerukan semua negara untuk bergabung dengan Amerika Serikat dalam mendorong diakhirinya pelanggaran-pelanggaran tersebut," ujar Pompeo, dilansir dari TRT World, Selasa 30 Juni 2020.
Dalam laporannya, Zens mengklaim temuannya itu merepresentasikan bukti terkuat bahwa sejumlah kebijakan Tiongkok di Xinjiang masuk kategori genosida berdasarkan konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Salah satu poin dalam Konvensi PBB untuk Pencegahan dan Hukuman terhadap Kejahatan Genosida menyebutkan mengenai "penerapan langkah-langkah tertentu untuk mencegah kelahiran dari suatu kelompok masyarakat."
Zens mengatakan analisis dari sejumlah dokumen Pemerintah Tiongkok memperlihatkan bahwa pertumbuhan populasi natural Uighur di Xinjiang menurun "secara dramatis." Ia menambahkan, dalam dua prefektur terbesar Uighur, angka pertumbuhannya menurun 84 persen antara 2015 dan 2018. Angka itu terus menurun satu tahun setelahnya.
Tiongkok membantah laporan Zens. Kedutaan Besar Tiongkok di Washington mengutip keterangan juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian, yang mengatakan bahwa "sejumlah institusi kerap 'menggoreng' disinformasi mengenai isu terkait Xinjiang."
"Tudingan-tudingan mereka tidak berdasar dan juga keliru," sebut Zhao.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id