"Pertama-tama, kami mengirim bantuan berupa makanan, minuman, dan juga pasokan medis, sesuai arahan Presiden Donald J. Trump setelah terjadinya ledakan di Beirut," ujar penasihat keamanan nasional AS, Robert O'Brien, dilansir dari laman Voice of America, Sabtu 8 Agustus 2020.
"AS akan terus bekerja sama dengan otoritas Lebanon untuk mengidentifikasi kebutuhan lanjutan dalam bidang kesehatan dan kemanusiaan," sambungnya.
Bantuan ke Lebanon ini dikoordinasikan organisasi US Agency for International Development atau USAID. Untuk membantu Lebanon, USAID telah mengirim sebuah tim khusus yang biasa menangani respons bencana.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa pemerintahan Trump sudah menganggarkan lebih dari USD17 juta (setara Rp250 miliar) untuk menolong Lebanon.
"Kami akan terus membantu masyarakat Lebanon dalam pemulihan pascatragedi," sebut Pompeo.
Selain menyalurkan bantuan, sambung Pompeo, AS juga bergabung dengan negara-negara lain dalam menyerukan dilakukannya "investigasi menyeluruh dan transparan" mengenai penyebab terjadinya ledakan di area pelabuhan Beirut.
Baca: Presiden Lebanon Tolak Investigasi Internasional Ledakan Beirut
Jumat kemarin, tim penolong Perserikatan Bangsa-Bangsa menelusuri puing-puing bangunan di Beirut dalam mencari korban selamat. Tim penolong dari Prancis dan Rusia juga melakukan hal serupa dengan dibantu anjing pelacak.
Otoritas Lebanon meyakini ledakan di area pelabuhan Beirut berasal dari 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di beberapa gudang selama lebih kurang enam tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
