Logo Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. (AFP)
Logo Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. (AFP)

WHO: Tiongkok Mengalami Kesulitan Usai Tinggalkan Kebijakan 'Nol-Covid'

Medcom • 14 Desember 2022 18:21
Jenewa: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Tiongkok sedang menghadapi "masa yang sangat sulit" usai meninggalkan kebijakan "Nol-Covid" dan mulai membiarkan masyarakat hidup berdampingan dengan Covid-19. Tiongkok kini menghadapi berbagai tantangan baru, termasuk meningkatkan kesiapan rumah sakit serta memastikan ada cukup banyak masyarakat yang terlindungi dari virus.
 
Tiongkok secara tiba-tiba mencabut kebijakan "Nol-Covid" pekan lalu, setelah berlangsungnya aksi protes masif masyarakat terhadap berbagai pembatasan Covid-19. Perubahan tersebut, yang disambut baik banyak orang di seantero negeri, juga memicu kekhawatiran bahwa jumlah kasus dapat melonjak.
 
Ditanya mengenai perubahan kebijakan di Tiongkok, juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan dalam konferensi pers di Jenewa bahwa Tiongkok sedang menghadapi kondisi yang sangat sulit.

"Selalu sulit bagi negara mana pun saat keluar dari situasi di mana sebelumnya menerapkan kontrol yang sangat ketat," ucap Harris, dalam kutipan Channel News Asia, Selasa, 13 Desember 2022.
 
"Kami selalu mengatakan sebelumnya: Jangan melakukan lockdown terlalu cepat karena sangat, sangat sulit untuk keluar setelahnya," lanjut dia.
 
Tantangan lain yang dihadapi Tiongkok adalah memastikan tingkat vaksinasi Covid-19 di tengah masyarakat memenuhi standar aman. Tiongkok juga harus meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam menghadapi potensi peningkatan kasus dan kedatangan warga yang mungkin terinfeksi penyakit lain.
 
"Ada banyak hal yang harus Anda lakukan di tingkat masyarakat, di tingkat rumah sakit, dan di tingkat nasional untuk mempertahankan transisi itu," tambah Harris.
 
WHO biasanya menahan diri untuk tidak mengomentari kebijakan masing-masing negara, meski Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Mei lalu bahwa kebijakan Covid-19 China tidak bersifat berkelanjutan.
 
Kepala Urusan Darurat WHO Mike Ryan mengatakan pada awal bulan ini bahwa dirinya senang Tiongkok mulai menyesuaikan strateginya. Ia sempat mendesak Tiongkok untuk terus meningkatkan cakupan vaksinasi. 
 
Paul Hunter, seorang profesor kedokteran di Universitas East Anglia Inggris, mengatakan bahwa banyak warga Tiongkok kurang mendapat perlindungan memadai karena vaksinasinya dilakukan terlalu jauh di masa lalu, bukan belakangan ini.
 
"Masyarakat Tiongkok secara efektif kehilangan manfaat dari vaksinasi. Tidak seluruhnya, tetapi sebagian besar," ucapnya. (Mustafidhotul Ummah)
 
Baca: Lonjakan Covid-19, Tiongkok Perluas Kapasitas Rumah Sakit
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan