Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menjadi tuan rumah COP26. Foto: AFP
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menjadi tuan rumah COP26. Foto: AFP

COP26 Dibuka, Tuan Rumah Optimistis Atasi Rintangan Krisis Iklim

Medcom • 01 November 2021 17:42
Glasgow: Konferensi Tingkat Tingkat Tinggi (KTT) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) COP26 resmi dimulai pada Minggu, 31 Oktober 2021 di Glasgow, Skotlandia. Pembukaan ditandai dengan Lampu berkedip merah di panel perubahan iklim.
 
Dilansir dari Channel News Asia, Senin, 1 November 2021, pembukaan konferensi tersebut ditandai dengan peringatan tajam terkait ancaman yang berkembang karena janji pengurangan emisi yang kian mengalami kegagalan.
 
Presiden COP26 Inggris, Alok Sharma mengatakan kepada para delegasi pada pembukaan pembicaraan, “Saya tidak meremehkan tantangan guna mencapai kesepakatan yang efektif untuk mengurangi emisi secara memadai”.

Namun, Sharma menambahkan, “Saya yakin kita bisa menyelesaikan masalah yang belum terselesaikan.”
 
Hujan deras disebut mengguyur Glasgow pada hari pertama COP26, dan pohon tumbang yang menghalangi jalur kereta api dari London, memaksa beberapa delegasi berwajah merah ke penerbangan menit terakhir atau dengan mobil sewaan.
 
Sedangkan pemimpin lain diketahui kian berjuang untuk menguasai aplikasi telepon yang mengatur rezim pengujian covid-19 harian bagi peserta. Beberapa di antaranya muncul ke tempat salah satu pertemuan internasional besar pertama sejak awal pandemi dengan mengantongi hasil tes negatif covid-19.
 
“Ini bukan COP biasa,” akui Sharma.
 
Sementara itu, terdapat kemungkinan rintangan terbesar yang dihadapi COP26 terkait hasil pertemuan G20 berbagai negara ekonomi utama di Roma, Italia akhir pekan ini. Para pemimpin disebut mendukung batas 1,5 derajat Celcius pada kenaikan suhu global, tetapi menawarkan beberapa komitmen konkret baru untuk mencapainya.
 
Saat para pemimpin dunia tiba di pembicaraan di Glasgow pada Senin, janji pengurangan emisi yang lebih ambisius akan sangat penting bagi tuan rumah COP26 guna memenuhi tujuan menyeluruh mereka untuk menjaga 1,5 derajat Celcius tetap hidup.
 
“Jika G20 adalah gladi resik untuk COP26, maka para pemimpin dunia mengacaukan garis mereka,” pungkas Direktur Eksekutif Greenpeace International, Jennifer Morgan menggambarkan hasil G20 sebagai hal yang lemah.
 
Senior di lembaga pemikir iklim, Third Generation Environmentalism (E3G), Alden Meyer mencatat, terdapat banyak kerja keras, terutama pada masalah keuangan iklim, “Tetap ada di depan, jika COP26 ingin mencapai kesepakatan” guna mempertahankan tujuan 1,5 derajat Celcius di depan mata.
 
Pada sesi pembukaan konferensi Glasgow, Kepala Iklim Amerika Serikat (AS), Patricia Espinosa mengakui, tugas dengan cepat menggeser ekonomi dunia ke lintasan yang lebih hijau untuk menghindari dampak iklim yang semakin mematikan.
 
“Transisi yang kita butuhkan berada di luar jangkauan, skala, dan kecepatan dari apa pun yang telah dicapai umat manusia di masa lalu. Ini adalah tugas yang menakutkan. Tetapi umat manusia adalah spesies yang ditentukan oleh kecerdikannya,” jelas Espinosa.
 
Ia pun mendorong para negosiator untuk “mengingat gambaran besarnya” saat mereka menawar detail tentang sejumlah hal seperti keuangan dan pasar karbon. Ia mengingatkan, untuk memikirkan “apa yang coba kita capai bersama dan kepercayaan yang diinvestasikan pada kalian oleh miliaran orang”. (Nadia Ayu Soraya)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan